Rabu, 20 Oktober 2010

Kau tidak sendiri, sayangku





Hatiku hancur, sahabatku.
Seolah jantung hendak membuncahkan segala isinya dan rongga dada tak mampu menampungnya.
Seolah rohku terhisap pergi entah ke mana, menyisakan raga kosong di sana
Aku hancur saat kamu menuangkan deritamu sore itu.
Otakku berhenti bekerja, dan dunia seakan bergerak lambat.

Aku hanya bersandar pada bantal, menangis lirih, dan juga berteriak dalam sunyi.

“God, what are You doing?”

Aku berdoa, memohon, meminta Tuhan. Tolong, Alfa, jadikan ini mimpi. Tolong, bangunkan aku dan bilang bahwa semua yang kudengar hanyalah mimpi. Alfa, kumohon. Sangat.

Aku bayangkan jika berada di posisimu, sahabatku.
Aku bayangkan setiap hal yang kau alami. Malam di mana neraka itu datang.
Aku bayangkan aku berada di sana, membunuh iblis yang menjadikanmu tawanan,
Dan aku bersumpah, sahabatku.
Jika aku ada di sana, akan kuambil jantungnya untukmu.
Dengan kedua tanganku sendiri.
Aku akan tertawa puas, menemukan diriku berdiri di atas kolam cairan merah milik sang iblis.

Sahabatku....
Seseorang, atau sesuatu mengambil jiwaku sore itu.
Aku tak mampu sekedar berdiri atau berjalan.
Di sana, di atas tempat tidur di mana aku berbaring saat menerima telponmu, aku terbujur lemah tak berdaya. Mataku terfokus pada satu titik di tembok. Sama sekali tidak berpindah.
Lama sekali aku terperangkap di posisi itu.

Apa yang bisa kulakukan untukmu, sayang?
Apa yang harus kulakukan untuk menolongmu?

Aku ingin memelukmu kuat-kuat. Tak peduli jika satu-dua rusuk memberontak kesakitan.
Aku ingin kau menangis sekencang-kencangnya di pelukanku, mengeluarkan rasa perih di dalam dadamu.
Keluarkan semuanya. Kemudian, lupakan. Lupakan malam neraka itu.
Tak peduli apakah itu akan menghabiskan waktu berminggu-minggu atau bertahun-tahun, aku ingin selalu di sampingmu, memegang tanganmu, membuatmu mengerti kalau kamu tidak sendiri.

Nggak, sayangku.
Kamu selalu punya aku.
Jangan bilang kalau kamu mau mengakhiri hidupmu yang berharga.
Jangan katakan hal-hal sia lainnya yang kubenci.
Tak tahukah kamu akan menyiksaku jika kamu pergi?
Apa kamu setega itu padaku?

Kamu mau aku setiap hari menangisimu?
Menganggap bahwa kepergianmu selamanya adalah kesalahanku, karena aku yang tidak mampu menjagamu.
Apa kamu mau membuat aku berpikir bahwa aku adalah orang yang tidak berguna, bahkan aku tidak bisa menyelamatkan orang yang berharga buatku?

Kumohon jangan seperti itu, sayangku.

Kau tidak sendiri.
Aku tidak akan membiarkanmu melalui semua ini sendiri.

1 komentar:

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.