Kamis, 31 Maret 2011

About Love and Shits

Entah karena sirik atau karena betapa tidak masuk akalnya, gw langsung muntah kalo liat film, komik atau novel yang bertemakan love at first sight. Well, actually I kinda doing it. Yeah, gw akui kalo gw jatuh cinta pasti jenisnya yang pertama kali lihat langsung jatuh cinta, but actually it's not always that simple. Because love is never simple.

Gw benci orang yang baru pertama kali lihat udah langsung berniat untuk menjadikan lawan jenisnya sebagai pasangan. Bukankah itu artinya mereka hanya tertarik oleh karena fisik semata? But, once again, love is always weird. Gw percaya kalo ada seseorang yang mencintai orang lain tanpa tahu secara pasti alasannya. No matter how jerk that person, or how cruel that person is, tapi perasaannya ngga akan berubah.

Dan mungkin gw juga begitu sama si dokter brengsek itu.

I fell in love right away after I met him for the first time. I always thought I love him coz he's so perfect. But now after I know that he's not perfect, I guess I'm still hoping for him. Yang gw benci adalah perasaan di mana ketika gw berbelanja di dekat rumahnya. Jantung gw berdebar-debar kencang hanya karena kemungkinan sepersepuluh ribu untuk bertemu sama si brengsek itu.

Gw jadi ingat perkataan teman gw soal ini. Dia bilang, "Nes, you will survive this." Karena menurutnya, gw udah ngalamin hal yang nyaris sama, dan hal ini bukan apa-apa. She's got a point. Memangnya si dokter brengsek itu siapa sampe-sampe gw harus mikirin dia terus? Dan gw langsung senyam-senyum kepikiran kata teman gw yang lain, "Ngapain kau harap-harapin si dokter yang ngga seberapa itu?" Wakakak dia ngomongnya pake logat batak yang jadi bikin ngakak.

Yep, they're right. I'll get over him.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.