Senin, 17 Mei 2010

Temanku Indigo






Kalian percaya dengan indera keenam? Gw percaya sih. Lalu, bagaimana dengan ramalan, penglihatan atau yang bahasa inggrisnya premonition? Gw sih rada-rada sangsi sama hal ini. Secara pribadi, gw punya prinsip kalau nasib itu hanya bisa diwujudkan dengan kedua tangan sendiri. Jadi, gw nggak percaya sama yang namanya peramal. Rasa penasaran sih pasti selalu ada. Maksudku, siapa sih yang ngga ingin tahu masa depan kita sendiri kayak apa? Gw dulu pernah juga datang ke peramal dan hasilnya malah bikin ngakak abis karena semua masa depan yang dia bilang sangat berlawanan dengan keinginan gw. Hal inilah yang semakin memperkuat prinsip gw untuk tidak mempercayai ramalan.

Tapi, beda dengan teman gw yang satu ini. Gw emang hanya kenal dia selama satu tahun kurang, tapi akibat berbagai banyak hal yang menerpa kita berdua, gw merasa kita udah berteman selama puluhan tahun lamanya. Gw rasa cuma dia yang bisa gw ceritain tentang semuanya dari A sampai Z. Kepribadiannya juga nggak seperti kaum hawa lainnya yang suka menceritakan rahasia orang lain. Karakter kita juga nyaris sama. Gw pun ngerasa nyaman berteman dengannya. Tapi, gw benar-benar nggak menduga kalau dia mempunyai bakat yang jarang dimiliki orang lain. Itu pun baru gw ketahui di hari-hari terakhir sebelum kepergiannya ke kota asalnya untuk selamanya.

Kalau ditanya, apakah gw percaya dengan ramalan dia atau tidak, gw pengen banget bilang nggak, tapi nggak mungkin. Masalahnya, sudah banyak bukti yang terjadi dan ramalan yang dia dapatkan bahkan tidak sama dengan peramal yang biasa kita temuin di kafe atau tempat lainnya di mana kita bisa mendapatkan ramalan dengan menyiapkan sejumlah uang tertentu. Temanku ini selalu mendapatkan secuplik gambaran masa depan secara tiba-tiba tanpa dia harus konsentrasi atau melihat kartu tarot terlebih dahulu. Semuanya benar-benar di luar kendali dia. Kalau kata dia, dia seperti melihat ringkasan film pendek di otaknya. Dari situ dia bisa tahu kapan jangka umur seseorang, apa yang akan terjadi di tempat dia singgahi keesokan harinya, kejadian apa saja yang akan menimpa orang lain, dan apa yang orang lain lakukan di belakang dia. Dia bisa tahu apa saja, bahkan kepribadian orang pun bisa dia rumuskan secara detail lewat penglihatannya.

Hanya saja yang jadi masalah, dia nggak bisa kendaliin siapa-siapa saja yang bisa dia lihat masa depannya. Kita nggak bisa dengan santainya meminta ramalan dari dia, atau juga meminta dia jangan melihat kehidupan kita misalnya. Dia sendiri mengaku udah cukup menderita dan tidak mau mempunyai bakat seperti itu. Maksudku, adakah di sini orang yang cukup tega mengatakan pada orang terdekatmu kalau dia akan mati besok? Atau mengatakan secara tegas pada orang lain tentang aibnya secara terang-terangan tanpa menyakiti perasaan orang itu? Dia udah banyak mengalami banyak gesekan dari keluarganya sendiri hanya gara-gara ini. Dan pada akhirnya, wajar kalau dia tidak mau mengatakan pada siapapun tentang penglihatannya. SIAPAPUN, bahkan pada sahabatnya sendiri (baca: gw). Padahal menurut gw, dia punya bakat seperti itu pasti ada maksud dan tujuannya, bukan? Seperti contohnya agar mempersiapkan hati si calon penerima musibah agar dia tidak terlalu sakit hati ketika musibah itu terjadi, atau merubah kehidupan orang lain menjadi lebih baik.

Kayak gw baru-baru ini. Gw rasa semua orang yang mengikuti blog ini udah tahu kalau gw lagi sangat cinta mati pada seseorang. Dan dalam prosesnya, gw tahu kalau orang itu tidak punya perasaan yang sama dengan gw, makanya dari dulu gw emang sudah sangat berniat untuk melepaskannya. Tapi, gara-gara temanku ini. Hanya karena dialah, gw masih keukeuh mengejar cowok yang gw sukai. Temanku bilang, cowok itu juga punya perasaan sama denganku. Ya jelas perasaan gw mendadak di atas awan, dan gw meremehkan semua cewek-cewek yang juga menyukai cowok yang sama. Intinya, gw malah membuat tindakan-tindakan yang memalukan lantaran keyakinan gw yang epik itu. Sudah tentu pada akhirnya cowok itu menjauhi gw (huwaaaaaaaa!!!!! *nangis*).

Akibat terlalu banyak tanda kalau cowok itu tidak menyukai gw, malam kemarin gw memojokkan temanku untuk mengatakan kebenaran. Gw samar-samar tahu kalau temanku ini memberikan harapan yang kosong buat gw. Dan gw paksa dia untuk mengatakan penglihatan dia tentangku dan cowok itu. YAK AMPUN ASTAGANAGADRAGON! SUSAAAAAAH BANGET BUJUK DIA untuk bilang isi penglihatan dia. Ada kali 2 jam maksa dia untuk ngomong. Dan berkali-kali juga dia bilang, ”Aku takut buat kamu sedih, nez. Aku cuma mau kamu bahagia.” Akhirnya gw bilang ke dia, kalau kepalsuan lah yang membuat gw sedih. Gw paling benci kebohongan yang dibuat-buat hanya karena takut melukai gw. Itu bukan cinta namanya, itu namanya penyiksaan. Beuh, gw pake cerita tentang kepompong segala yang harus ngerasa sakit yang membuat kupu-kupu jadi cantik. Ah macam-macam deh teknik bujukan gw. Dari bujukan anak kecil, orang sok bijak, atau bujukan setan sekalipun wakakakaka. SEMUA!!!!

Akhirnya, dia bilang juga...kalau apa yang gw rasakan selama ini benar....cowok itu memang tidak punya perasaan yang sama denganku.

Tuh kan’ gampang ngomongnya.

Gitu aja kok susah?

Gw tuh sebenarnya udah tahu, tapi karena dorongan diayangpunyainderakeenam, gw benar-benar yakin kalau cowok itu suka ama gw. Dan ternyata, itu pun bohong. Gila gak tuh? Kalau gw dalam keadaan normal, gw beneran marah semarah-marahnya. Apa perlu gw bilang alasannya? Kalian pun pasti mengerti kan’ perasaan gw kayak gimana? Tapi untungnya, gw dari jauh-jauh hari sudah membuat masa-masa berkabung akan kepatahan hatiku *halah*, jadinya gw ngga terlalu kaget dengar fakta itu.

Cuman akibatnya, ada masalah pelik yang semakin membuat gw penasaran. Kemarin gw tanya dia, apakah dia sering melihat penglihatan tentang gw? Dan jawaban dia adalah, dia kelaparan setengah mati karena belum makan malam. Cih, dia menghindari topik pembicaraan. Berarti, dia emang sering dapat penglihatan tentang gw. Pantesan dia suka bengong sendiri pas lagi ngobrol ama gw.

GYAAAAAAAA.......!!!!!!!!

Kira-kira butuh berapa lama tuh bujuk dia untuk ngomong soal itu? Paksa dia ngomong soal perasaan gebetan gw aja ampe 2 jam. Mungkin memaksa dia ngomong masa depan gw butuh berminggu-minggu kayaknya hahahaha.

Ah, auklah. Apapun yang terjadi di masa depanku, aku yakin itu yang terbaik dari Tuhan untukku.

Amin.

Rabu, 12 Mei 2010

Kisah Nyata Di Sebuah Elevator





Atlantic City - AS, seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menaruh sekeranjang koin tersebut di kamarnya dengan menaiki lift terlebih dahulu.

Sewaktu ia masuk lift, di dalam sudah ada dua orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, "Dua orang ini akan merampokku." Tapi pikirnya lagi, "Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah."

Tapi rasa rasialnya lebih dominan sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya.

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya. Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka berkata, "Hit the floor" (Arti 'hit' memiliki dua pengertian: satu, tekan nomor lantai pada lift. Kedua, tiarap). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berkata, "Ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup."

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, "Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya." Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. "Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift," kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir , "Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku." Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang seratus dolar.

Pada kartunya tertulis: "Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini."

Tertanda:
- Eddie Murphy
- Michael Jordan

Selasa, 11 Mei 2010

bitter heart


Bitter heart, bitter heart
Tries to keep it all inside
Bitter heart, bitter heart
Shadows will help you try to hide
Bitter heart my bitter heart
Is getting just a little fragile
Bitter heart, bitter heart of mine

Ufgh. Ini lagu gw puterin mulu sedari tadi, berusaha mengingatkan gw kalo yang namanya sakit hati itu diumpetin aja. Jangan sampe diwujudkan dengan muka lusuh, bibir mengkerut dan desah nafas yang panjang berkali-kali, terutama jangan sampai dilampiaskan pada orang yang buat sakit hati dan juga orang-orang sekitar gw yang tidak berkaitan wkwkwkw

Sedih emang yang namanya sakit hati, apalagi di saat di mana lagu Meggy Z tidak bisa dinyanyikan, yang katanya lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Bah gw sakit gigi iya, sakit hati juga iya. GRAAAAARRRRR!!!!!!

Gw dari kemarin mencari-cari obat rasa sakit, maksud gw sakit hatinya (kalo sakit gigi cuman bisa ke dokter gigi kan?). Gw curhat sana-sini, dan gw dikasih petuah dari sana-sini juga, ujung-ujungnya mentok juga harus lihat ke atas katanya. Hooh gw ngerti sih, dan emang harus begitu, kalo nggak gw berarti atheis hahaha. Hais, rasanya gw pengen menyendiri gituh, atau sama temen-temen yang gila kek macam si Pai Shu Cen, atau El, trus kerjaan gw ngakak mulu 24 jam non-stop.

Gw kangen masa itu…hiks >____<


Btw, sebagai informasi aja. Lagu 'Bitter Heart' ini dinyanyikan oleh Zee Avi, penyanyi asal Malaysia yang bakal jadi next best diva jazz. Kisah dia merintis kariernya pun juga cukup fenomenal. Ceritanya dia iseng-iseng kirim video nyanyiannya ke Youtube dan itu pun cuma sebagai koleksi aja. Siapa sangka kalau videonya dilirik sama petinggi label rekaman Amerika, Monotone yang akhirnya menggondol cewek berumur 23 tahun ini ke Amerika untuk membuat album.

And, voila! lagunya emang gw akuin keren banget. Gw ngga pernah denger sih lagu yang lain, tapi suara cewek ini khas banget, dan lagunya juga ringan, asik didenger.

Kamis, 06 Mei 2010

Film Dokter

Kayaknya dari gw SMP udah suka banget sama film dokter-dokteran. *lirik postingan di bawah* (Duh, gaya bahasanya berubah lagi. Hahaha). Setahu gw, dulu film macam ini cuma ada satu judul doang, which is “E.R”. Sayang jam tayangnya hampir bersamaan sama jam operasi maling dan terpaksa gw ngga pernah nonton lengkap episode filmnya. Baru belakangan ini gw menemukan dua film yang menurut gw fenomenal banget, malah tiap episodenya menambah pengetahuan pula.

1.Grey’s Anatomy



Tokoh utamanya bernama belakang Grey yang dikenal sebagai pelopor ilmu kedokteran modern. Otomatis anak perempuan keluarga ini, Meredith merasakan beban sebagai penyandang nama Grey. Sebagai murid yang berjuang menjadi ahli bedah, dia hampir selalu diistimewakan oleh semua ahli bedah ternama hingga dibenci oleh teman-teman koleganya. Mungkin karena begitu banyaknya kegiatan yang menguras tenaga-sampai-mau-mati-rasanya, Meredith bisa berteman baik dengan salah satu musuh yang paling sirik ama dia, Christina Yang.

Banyak kasus-kasus bedah yang seru, misalnya seperti pasangan suami-istri yang tidak bisa mengeluarkan penisnya dari ‘itu’ istrinya setelah bersenggama, lalu ada operasi bedah kontroversial yang dilakukan pertama kalinya di dunia, ada perang antar-dokter yang berebutan organ tubuh (jantung, liver, dsb)—ah, banyak deh. Konflik di antara dokter juga nggak kalah serunya, walau agak terkesan fiktif sih, well—kalau dipikir-pikir sih bisa bener juga. Soalnya begini, di film ini ceritanya dokter-dokternya selalu terlibat asmara hanya sekitar orang-orang di rumah sakit melulu. Sebentar-sebantar mereka berhubungan seks di ‘On call room’ (ruang istirahat dokter ahli bedah), lalu putus dengan dokter A, besok jadiannya sama dokter B di rumah sakit yang sama. Tapi kalau dipikir-pikir, wajar juga sih mereka hanya punya kehidupan sosial berkitar rumah sakit mulu, soalnya mereka nggak punya waktu untuk sekadar pergi ke bar mencari pacar dan sebagainya, bahkan untuk keluarga pun nyaris tak pernah dipedulikan. Kalaupun mereka punya waktu, mereka gunakan untuk istirahat.

Kalau mau tahu betapa kasihannya kehidupan dokter ahli bedah, nonton aja film ini.


2.House



Kalau film ini bercerita tentang dr. Greggory House yang terkenal sebagai ahli diagnosis ternama di dunia. Gw aja baru tahu dari film ini kalau pendiagnosaan penyakit itu benar-benar hal yang super ribet dan ironisnya salah sedikit saja bisa berakibat fatal untuk pasien. Sebagai contoh ada pasien yang gejala penyakitnya sama persis dengan penyakit kanker, tapi ternyata dia hanya dijangkiti virus/bakteri yang bisa diobati dengan antibiotik sederhana saja. Tapi karena sudah terlanjur menjalani kemoterapi dan segala macam pengobatan kanker, akhirnya si pasien mati dalam hitungan hari. Ngeri nggak tuh?

Banyak juga pengetahuan seru, seperti ada kelainan saraf di mana seseorang tidak bisa merasakan sakit sama sekali walau kaki putus, perut sobek, kepala terbelah. Dokter House sendiri juga hal yang menarik untuk dianalisa haha. Masalahnya orang ini memiliki kepribadian yang rumit hingga ia memiliki satu prinsip universal yang berlaku untuk siapa saja, bahkan penyakit yang diderita pasien, yaitu “everybody lies”, semua orang berbohong, tanpa terkecuali. Begitu yang selalu dia ucapkan pada semua orang. Dan jelas, dia tidak pernah mempercayai semua orang, bahkan semua orang di sekitarnya mencapnya sebagai ‘the real jerks that ever lived on earth’. Semua orang membenci House, sekaligus mencintainya dengan cara yang aneh karena kelakuannya yang ajaib.