Rabu, 12 Mei 2010

Kisah Nyata Di Sebuah Elevator





Atlantic City - AS, seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menaruh sekeranjang koin tersebut di kamarnya dengan menaiki lift terlebih dahulu.

Sewaktu ia masuk lift, di dalam sudah ada dua orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, "Dua orang ini akan merampokku." Tapi pikirnya lagi, "Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah."

Tapi rasa rasialnya lebih dominan sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya.

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya. Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka berkata, "Hit the floor" (Arti 'hit' memiliki dua pengertian: satu, tekan nomor lantai pada lift. Kedua, tiarap). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berkata, "Ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup."

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, "Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya." Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. "Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift," kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir , "Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku." Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang seratus dolar.

Pada kartunya tertulis: "Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini."

Tertanda:
- Eddie Murphy
- Michael Jordan

12 komentar:

  1. aku agak ga mudeng *mikir*

    BalasHapus
  2. ga percaya kisah nyata >.<

    kok aneh ya nes gw baca penganut hindu, hindu kan bukan aliran. penganut kesannya aliran bgt. hayah gitu aja dibahas kkwkwkwwk

    BalasHapus
  3. wakakakakak....jedeng banget tuh ibu2..
    kok bisa gak kenal sama mereka ya...hahaha....

    BalasHapus
  4. Akibat dari judging a book by it's cover, bukan begitu? Salam kenal ya :D

    BalasHapus
  5. kapan yah...gue bisa dapet kiriman mawar yg diselipin ama dollar gitu?? hehehehe...

    BalasHapus
  6. Tertanda:
    - Eddie Murphy
    - Michael Jordan

    eh sejak kapan loe sohiban sama tuh duo item? :P

    BalasHapus
  7. heheheh.. mau dunk bunga dari eddy murphy

    BalasHapus
  8. Heheheh, lucu... :)). Tu beneran kisah nyata Nez?...

    BalasHapus
  9. selemat sore ....mau numpang komen ne...sob ..heheheheee

    BalasHapus
  10. hahahaahahaha idolaku tuh JORDAN, ma men!!!
    mangkanya kita tidak boleh piktor ya, pikiran kotor

    BalasHapus

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.