Rabu, 23 Februari 2011

Dia....




Untuk dia yang menyembunyikan rasa rindunya,
Apakah selalu menyulam kata-kata singkat menjadi kalimat tak berarti?
Dengan senyum kaku yang hanya diperlihatkan pada saya, lidahnya kelu dan kemudian lama menutup bibir tipisnya sambil menatap ke arah lain.

Untuk dia yang tidak mau mengakui perasaan rindunya,
Apakah selalu membiarkan waktu berlalu begitu saja dan memaksa hatinya yang merindu untuk membeku?
Lantas hanya menunggu sebuah pemicu untuk melelehkan bukit es yang merambat di hatinya, kemudian baru menghubungi saya?

Untuk dia yang terlalu gengsi mengatakan rasa rindunya,
Sadarkah akan perannya sebagai adam yang seharusnya berlari mengejar hati hawa yang akan menjadi tulang rusuknya?
Apakah harus sang hawa membentang busur di padang rumput dan membawa binatang buruannya di hadapan sang adam dan baru dia mau mengakui rasa rindunya?

Nonsens.

Saya tersenyum, tentu saja.
Saya tahu permainan ini.

Ya sudah. Mari, kita bermain.

[Picture taken: http://fc09.deviantart.net/fs14/i/2007/112/3/d/I_and_Him_by_oDi_lyja.jpg]

1 komentar:

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.