Filariasis atau dikenal dengan penyakit kaki gajah disebabkan oleh microfilaria. Bentuknya seperti cacing dan hidup dalam darah manusia. Nah, nyamuklah yang membawa microfilaria ini. Ketika dia habis menggigit penderita kemudian menggigit orang laen lagi, maka orang itu bisa ikut terjangkit penyakit ini. Mengerikan!! Penyakit ini membawa penderitaan yang teramat sangat. Orang yang menderita penyakit ini umumnya mengalami pembengkakan di kakinya. Bahkan bila parah, khususnya kaum lelaki, maaf .. buah pelirnya pun bisa sebesar gentong.
Di Desa Pundok, Sumba Tengah, begitu banyak penderita filariasis. Berdasarkan hasil screening, ada 320 orang positif filariasis pada tahun 2000, kemudian 40 di tahun 2005 dan 60 di tahun 2006. Itupun hanya yg gejala klinisnya tampak, yakni yang mengalamii pembesaran di kakinya .. belum pula yang tidak tampak, artinya sepertinya sehat2 saja, tp belum tentu benar-benar sehat. Pernah ada warga yang kakinya biasa saja, namun ketika diperiksa darahnya, ternyata cacingnya paling besar di antara penderita lainnya .. fiuuuhhh!!!
Dulu menurut kepercayaan mereka, penyakit ini adalah karena kutukan. Mereka menyebutnya 'kapaula'. Mereka percaya kalau orang menginjak batu kapaula, yang menurut mereka keramat, maka kakinya akan menjadi bengkak.
Mungkin kita tidak pernah membayangkan bagaimana menderitanya mereka. Tiap bulan purnama, mereka harus dekat-dekat dengan api agar kakinya terasa hangat karena saat bulan purnama itu, mereka merasakan sakit yang luar biasa. Belum lagi bila kaki mereka terantuk batu atau apapun .. kalau sudah luka sedikit saja .. 1 minggu mereka tidak bisa jalan atau melakukan aktivitas apapun.
Ironisnya .. sedikit sekali yang peduli dengan mereka. Satu saat ketika mereka pergi ke dinas kesehatan untuk melaporkan penyakit ini, bukannya mendapatkan tanggapan yang positif, mereka malah dimaki-maki dan disuruh pulang karena dianggap memalukan. Memalukan siapa??? Pantaskah mereka diperlakukan seperti itu?????
Tidak mudah memang menolong mereka, banyak sekali tantangannya. Belum lagi kondisi mereka diperparah dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin, kondisi lingkungan yang tidak sehat, sulitnya mendapatkan air bersih, pengetahuan yang sangat minim, lokasi yang sangat terpencil, jauhnya dan minimnya obat di puskesmas, dan masih banyak lagi problem yang mereka hadapi.
"Siapa lagi yang mo peduli dan memperhatikan kami?" Itulah yang selalu mereka pertanyakan ....
[taken from fb notes mbak Krista, aktivis LSM Kesehatan Masyarakat dalam Perjalanannya di Sumba. Isi sudah seizin orang yang bersangkutan hehehe. Smoga catatan kecil ini membuka mata anda.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.