Jumat, 19 Juni 2009

BAIK atau BENAR

Tulisan ini berawal dari pesan seorang sahabat nun jauh di sana: “Jangan terlalu sering berbuat BAIK, sehingga kau lupa berbuat BENAR.” Pesan yang luar biasa bagi saya, memberkati sekaligus menjadi ‘tamparan’ yang keras. Dan hal ini melahirkan sebuah perenungan tersendiri. Mungkin sebagian dari kita akan bereaksi seperti saya pada awal menerima pesan tersebut. Saya memprotes dalam hati. Apa yang salah dengan kebaikan? Bukankah semua perintah kitab suci sendiri menyuruh kita untuk tidak jemu-jemu berbuat baik. Namun, saya yakin bahwa kebaikan yang dimaksud Yang M'buat Kitab Suci di sini tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran-Nya. Seringkali kita berbuat sesuatu dengan mencomot satu ayat Firman Tuhan yang kita pikir cocok. Entah karena kita tidak tahu kebenaran atau kita pakai itu sebagai alasan untuk membenarkan diri.

Saya lalu teringat dengan kisah seorang anak dan kepompongnya. Ketika kepompong itu bermetaforsis menjadi kupu-kupu, dia mengalami suatu keadaan yang sangat tidak enak dan menyiksanya. Dan si anak ketika menyaksikan keadaan itu menjadi tidak tega, hingga ia memutuskan untuk ‘membantunya’. Ia mengambil gunting lalu memotong penghalang-penghalang yang ada hingga kupu-kupu itu dapat segera keluar. Namun malangnya, kupu-kupu itu memiliki sayap yang cacat. Seumur hidupnya ia tidak akan pernah bisa terbang. ‘Bantuan’ atau kita bisa menyebutnya ‘kebaikan’ yang diberikan anak itu malah berbuah petaka bagi kupu-kupu tersebut.

Kebaikan identik dengan kasih. Ketika saya mengasihi seseorang, tentu saya akan berbuat baik kepadanya. Dengan demikian, saya berharap orang tersebut mengerti bahwa saya mengasihi dia. Namun dalam kenyataan sehari-hari, sebagian dari kita kebablasan. Bahkan ketika kita sudah tahu itu salah, kita menepisnya dengan dalih bahwa itu adalah kebaikan yang kita bagikan, tanda bahwa kita mengasihi.


Apa itu kasih dalam arti sesungguhnya? Secara lengkap, kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tidak berkesudahan.

Dari penjelasan di atas, kita mendapatkan pengertian kasih secara utuh, namun sayangnya seringkali kita berhenti pada beberapa bagian yang kita sukai saja. Selain sabar dan murah hati, kasih juga tidak mencari keuntungan diri sendiri. Mungkin setiap kita perlu mengingat kembali kebaikan atau kasih macam apa yang selama ini kita bagikan? Apakah kita melakukan itu untuk mendatangkan kebaikan bagi sesama atau kita melakukannya untuk diri sendiri? Di atas juga disebutkan, “Kasih itu tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia”. Namun seringkali kita bersembunyidi balik perasaan tidak tega, tidak enak untuk menolak, takut dikucilkan, takut dijauhi dan ini malah membuat kita lupa akan tujuan semula dari kasih itu.

Setiap kita perlu belajar mengaplikasikan kasih yang sebenarnya. Ketika saya mengasihi seseorang, saya perlu belajar untuk sesekali mengatakan tidak, menolak untuk ‘membantu’ bahkan mendisiplin di saat perlu.

Maukah anda belajar bersama-sama dengan saya?

[taken from buletin mingguan, Sentuhan Kasih]

6 komentar:

  1. berbuat baik belum tentu benar.menurut kita baik tapi belum tentu benar. tulisanmu ini persis yg dikhotbahin pak pendeta di gerejaku.

    BalasHapus
  2. Oh Ines, artikelnya dalem bangets, sebuah kontemplasi religius. Menyayangi itu juga bisa dalam bentuk penolakan karena kalo mengiyakan, orang yang kita kasihi bisa jadi malah celaka.
    o iyaaa...semoga interview-nya sukses yak...
    have a nice weekend :)

    BalasHapus
  3. duh mbakyu sari. Saya mah tadi bukan interpiu, tapi cuma masukin cv. Tapi, makasih atas semangatnya hehe.

    BalasHapus
  4. si inez lagi stres dia, makanya bikin postingan begini.. wkwkkw


    bagus nez, ayo semnagat ngeblog....
    ayo jalan jalan lagii :P

    BalasHapus
  5. mmm....bener juga ya...wah saya jadi mendapat ilmu baru mengenai baik dan benar..

    BalasHapus

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.