Rabu, 14 Juli 2010

Kami BATAK ber-WATAK loh



Kemarin teman saya yang ada di seberang pulau memberikan satu alamat facebook milik seseorang. Di sana pemiliknya menaruh foto profil cewek berbadan kurus dan memakai bikini hitam. Berhubung saya orang keren yang udah biasa tinggal di daerah Eropa dan Amerika (ngimpi kali yee?) pemandangan kek gituh mah ngga ada apa-apanya.

Hanya satu hal yang mengganggu saya. Yaitu, status-status facebooknya yang menghina suku etnis tertentu, terutama suku Batak. Beginilah salah satu statusnya yang paling spektakuler:

"Bangsat kalian kel si***an....monyet, ga punya otak kalian"

Keterangan: kel si***an itu merujuk pada nama marga suku Batak.


Dalam hati saya cuman bisa bilang, "Gila ni cewek sama aja mo bunuh diri".


Saya rasa semua orang sudah tahu karakter mereka yang paling menonjol adalah fakta bahwa mereka berdarah panas, apalagi jika dikait-kaitkan dengan masalah harga diri. Sebagai orang batak sendiri, saya paling mengerti bahwa ini adalah perihal yang sangat krusial bagi tiap pribadi orang batak. Istilahnya lebih baik mati daripada harga diri tercoreng.

Masih ingat dengan kompensasi BBM beberapa waktu lalu yang memberikan sejumlah uang bagi kaum miskin? Di kampung saudara saya tidak ada seorangpun yang sudi menerima uang itu karena mereka tidak mau dianggap orang miskin, padahal banyak di antara mereka yang memang serba berkekurangan, sedangkan di ibukota malah ada yang sampai mati ketika mengantri.

Saya dengar di daerah Sumatra Utara pun jarang ada orang yang mengemis. Saya nggak tahu di kota lain, tapi yang jelas di kota kelahiran orangtua saya di Pematang Siantar, setiap ada pengemis pasti diceramahin panjang lebar oleh orang-orang yang dimintai duit.

"Masih muda kau. Buat apa kau jadi pengemis? Lebih baik kau kerja jadi pembantu atau buat usaha. Setidaknya kau punya muka lah sama keluarga kau. Tak malu kau minta dikasihani orang terus?"

Saya pernah lihat sendiri di pasar. Pengemisnya malah diberi sejumlah uang yang cukup besar setelah diceramahi. Katanya buat modal usaha. Bahkan, ada juga yang malah ditawari kerja di tokonya. Jadi bingung kan'? Tapi khusus di Pematang Siantar, yang model begini berlaku terhadap semua suku yang tinggal di sana. Soalnya yang menawari kerja pada pengemis itu orang Chinese loh.

Kembali ke soal status facebook.

Kalau boleh saran nih sama teman-teman, jangan pernah menghina marga suku batak. Bisa diambil contoh dari sutradara Monty Tiwa saat membuat film "Maaf, Saya Menghamili Istri Anda" ketika marga Simamora dipakai oleh salah satu tokohnya yang digambarkan sebagai seorang preman yang kasar. Monty Tiwa pun akhirnya meminta maaf pada perkumpulan marga Simamora dan mengedit ulang semua film-nya yang mengandung nama Simamora.

Jangan sepelekan marga Batak.

Marga Batak tidak serta-merta hanya dijadikan pajangan yang membuat panjang nama doang?! Itu identitas leluhur mereka masing-masing. Kalau kalian menghina marga, berarti kalian menghina leluhur mereka. Jangan heran kalau semua keturunannya akan berang tingkat Dewa ketika marganya dihina.

Dan setiap marga memiliki komunitasnya masing-masing.

Lebih parahnya malah terorganisir dengan baik. Contoh nyatanya kayak gw dan Ellious Grinsant. Kita memang tidak punya hubungan darah, tapi marga kita sama. Dan itu artinya kita tetap saudara karena kalau ditelusuri lebih dalam kita berasal dari leluhur yang sama. Dan konon katanya memang ada catatan khusus yang menulis silsilah keturunan dari leluhur kami. Semua marga memang begitu kok. Tiap bulan malah ada pertemuan anggota marga atau kami menyebutnya dengan 'arisan' yang diadakan di tiap masing-masing region. Misalnya, ada perkumpulan Simamora Jakarta, Simamora Medan, atau Simamora Surabaya. Belum lagi ada pertemuan tahunan perkumpulan marga Simamora Sedunia yang mengumpulkan semua region Simamora tadi plus yang tinggal di Luar Negeri.

Weits. Makanya jangan sembarangan.

Nama marga dipakai di film aja mesti pake ijin perkumpulan marga loh, apalagi kalo dihina segala.

Jangan bawa-bawa suku dong ah kalo mau menghina orang.


13 komentar:

  1. aku batak.
    ada marga.
    tapi bukan segalanya :)

    it's a thing to show where you were from.
    not a thing to show you how to deal with everything.

    :)
    bangga, tapi bukan segalanya.
    bukan identitas :)

    BalasHapus
  2. bang deny. kana ku bilang identitas leluhur. Bukan identitas kitanya :|

    ah...abang pasti mo bilang...aku botak. wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  3. iye.
    botak kau.

    hahahaha
    tadi tanya batak apa botak sih??
    hahahhahaha

    BalasHapus
  4. g tau marga apa itu hihihi :)
    soalnya bokap g diangkat anak sama orang batak, tapi angkat anak ini hanya istilah doank sih! ada kepercayaan orang cina kuno yang mengharuskan anak tersebut diangkat oleh keluarga lain, walaupun ga tinggal bersama orang tua angkatnya :)

    BalasHapus
  5. wah, kasar amat tuh orang ya..tapi emang harus kompak ya...

    BalasHapus
  6. Saya jawa, suka menirukan logat batak, bukan menghina tapi sesungguhnya lebih karena suka. maka ketika ada orang mengolok-olok gaya bicaraku aku santai aja, bahkan aku makin menjadi-jadi. kita harus bangga dengan apa yang Tuhan beri kepada kita, mereka yang suka melecehkan hanya orang-orang bingung.

    BalasHapus
  7. heheheh...
    iya saya juga batak lo...

    and no matter what nama seseorang (dan marganya) itu tidak di ciptakan atau diberikan oleh orang tua untuk bahan olokan... nama siapapun...

    BalasHapus
  8. wah.....ada yg sampai "keterlaluan" gt yah???...miris dengernya :-(

    BalasHapus
  9. "Bangsat kalian kel si***an....monyet, ga punya otak kalian"

    waduh, kasar amat yah

    BalasHapus
  10. Waduh, kok segitunya ya.... gga sensitif banget tuh orang

    BalasHapus
  11. salam kenal untuk semua masyarakat Batak :)

    BalasHapus
  12. Naingolan bangsat
    Tai anjing batak cina licik
    Tukang tipu
    Bangsat!

    BalasHapus
  13. Gan ane punya temen orang batak, tapi kayak bangsat klo lagi baik pasti ada maunya, makanya ane kesel ama dia habisnya kaya bangsat

    BalasHapus

Tuliskan kesan dan pesan anda. I only receive spam from friends only, please. Thank you.