Kehidupan seorang anak manusia yang tidak biasa dan penuh keganjilan dunia yang misterius.
Selasa, 21 Desember 2010
Hal yang Jarang Diketahui Orang
1. Nomor Darurat utk telepon genggam adalah 112
Jika anda sedang di daerah yang tidak bisa menerima sinyal HP dan perlu memanggil pertolongan, silahkan tekan 112, dan HP akan mencari otomatis network apapun yang ada untuk menyambungkan nomor darurat bagi anda.
Dan yang menarik, nomor 112 dpt ditekan kapanpun, walaupun keypad dalam kondisi di lock.
2. Kunci mobil anda ketinggalan di dalam mobil? Anda memakai kunci remote?
Kalau kunci anda ketinggalan dlm mobil dan remote cadangannya ada di rumah, anda segera telpon orang rumah dengan HP,lalu dekatkan HP anda kurang lebih 30cm dari mobil dan minta orang rumah untuk menekan tombol pembuka pada remote cadangan yang ada di rumah.
Pada waktu menekan tombol pembuka remote, minta orang rumah mendekatkan remotenya ke telepon yang dipakainya.
3. Battery cadangan darurat khusus NOKIA
Kalau baterai anda sudah sangat minim padahal anda sedang menunggu telpon penting atau sedang butuh menelpon dalam kondisi darurat, tapi karena telfon anda NOKIA, silahkan tekan *3370#, maka telpon anda otomatis restart dan baterai akan bertambah 50%.
Baterai cadangan ini akan terisi waktu anda mencharge HP anda.
4. Tips untuk menge-Check keabsahan mobil/motor anda. (Jakarta area only)
Ketik : contoh metro B86301O (no plat mobil anda) Kirim ke 1717, nanti akan ada balasan dari kepolisian mengenai data-data kendaraan anda, tips ini juga berguna untuk mengetahui data-data mobil bekas yang hendak anda beli.
5. Jika anda sedang terancam jiwanya karena sedang dirampok/ditodong seseorang untuk mengeluarkan uang dari atm, maka anda bisa minta pertolongan diam-diam dengan memberikan nomor pin secara terbalik, misal no asli pin anda 1254 input 4521 di atm maka mesin akan mengeluarkan uang anda sekaligus juga tanda bahaya ke kantor polisi tanpa diketahui pencuri tsb.
Fasilitas ini tersedia di seluruh atm tapi hanya sedikit org yang tahu (tolong kasih tahu info kepada yang lain.
Semoga bermanfaat !!!
((taken from kaskus.us))
Games Random
Jadi ceritanya ada game lucu yang sebenarnya udah lumayan jadul, tapi gak bosen-bosen untuk dimaenin hehehe.
Peraturannya:
1. Put your iTunes, Windows Media Player, etc. on shuffle.
2. For each question, press the next button to get your answer.
3. YOU MUST WRITE THAT SONG NAME DOWN NO MATTER HOW SILLY IT SOUNDS.
4. Tag 25 friends. (including me!)
5. Everyone tagged has to do the same thing.
6. Have Fun!
==================================
IF SOMEONE SAYS ‘ARE YOU OKAY’ YOU SAY?
Seven Days Without You - by Teddy Geiger
Hmm, berarti gw bakal baik-baik saja kalau tidak ada kamu tujuh hari lamanya? wkwkwk
WHAT WOULD BEST DESCRIBE YOUR PERSONALITY?
Heaven Sent - by Keyshia Cole
Duh, sori ye gw nggak mengada-ada nih. Emang beneran gw kiriman dari surga *gelisendiri dot com*
HOW WOULD YOU DESCRIBE YOURSELF?
Speed - by BOND
Jiah ketahuan deh gw orangnya suka terburu-buru. Ini playlist gw peramal ya jangan-jangan?
WHAT DO YOU LIKE IN A GUY/GIRL?
Wordplay - by Jason Mraz
NOOOOOOO!!!! Pokoknya nggak mau maenan kata ama cowok ane.
Sabtu, 11 Desember 2010
Thanks, Bang Jali (I think)
Bentuk kepalanya mengingatkan saya pada bentuk telor. Bulat sempurna. Lols. Dia selalu pergi ke mana-mana dengan senyum mengejek di wajahnya, entah sedang mengejek siapa. Lalu, cara berjalannya seperti maling yang beroperasi di dekat pos siskamling, tip-toe-ing gituh, walau sebenarnya gak juga sih, tapi kesannya memang seperti itu. Dia selalu sukses menjadi joker di tengah keramaian, PELAWAK UEDAN!!! Sang Sule di tim konspirasi kriminil batak di kantor wkwkwk (membayangkannya saja sudah sukses membuat saya tertawa bak nunung-nyaris-ngompol)
Singkat cerita, di siang itu, teman saya sedang membuka-buka halaman social network paling terkenal sedunia. Saya ada di sampingnya, dan si bang Jali bersama partnernya yang membentuk duo pelawak terkenal itu datang ke teman saya tiba-tiba.
"Ito, carikanlah cewek buat kami."
BWAKAKAKAKAKA. Tampang mereka sangat memelas, seperti sedang sakaw belaian kasih sayang lawan jenis (lagian sih mereka keseringan maen belai-belaian sesama jenis wkwkwkwk)
Temanku langsung memberi foto-foto para korban yang ada di networking terkenal itu. Mulai dari siska. febi. tias. tri. balik lagi ke siska. lalu pindah ke nama baru. Ow, marga manullang tidak bisa, bere-nya kata si bang jali. lalu, ke tanjung, bukan batak toba, katanya, ditolak. Dan, simbolon. Bang Jali langsung komen, "Marga Simbolon itu bagak roha, bagak bodina, bagak otakna. Bagak ma sude." Saya mesem-mesem senyum malu-maluin sambil membulatkan mulut. "Makasih ya bang." Si bang Jali kebingungan kenapa saya malah ngomong makasih wkwkwkwkwkk.
Dan Hap. Teman saya lanjut ke foto Hanna.
Bang Jali: Bah, nggak bisalah ito kita ama si Hanna ini. Kita harus punya mobil mersi dulu baru bisa ajak dia.
Loh kok abang tauk?!
Kita tes dengan temen-temen kita semua. Terpaksa foto diputar ulang lagi dari siska, febi, tri, tias. OW OW OW BENER SEMUA!!! Dan semuanya ditebak dalam hitungan detik.
Dia bilang si A sangat pencemburu, si abang nanti nggak bisa ke mana-mana. Lalu si B memang baik, tapi keras kepala dan tidak setia pada pasangan. Si C berasal dari keluarga sangat sejahtera, dia tipe cewek yang bisa menenangkan orang lain. D, parbada, cerewet.
Me: kalo gituh ajarin ke kitalah ilmu abang. Biar kita bisa pilih pasangan hidup yang pas.
Bang Jali: Yasudah. Kasih liatlah poto cowokmu.
Dan saya pun langsung kasih tunjuk foto dia, Mr. Exotic skin.
Honestly, the reason why I show his picture is actually to confirm whether he's too good to let go, or thank God he let me go. But, the result is, all people in the room burst in laugh. Quite loudly when they see his picture.
Bang Jali: Orang macam ini, nes? Becanda kau? Kek gini cowok yang kau sukain? Akh, bodohnya kau. Masih banyaklah orang batak jauh lebih bagus dari dia.
Dan, Bang jali bilang alasannya, kenapa dia, Mr. Exotic Skin dan saya tidak bisa bertahan. Dan semuanya benar. Maaf, tidak bisa bilang secara detil karena ini mengenai masalah orang lain.
Bang Jali: Kamu enggak cantik, nes, tapi naburjuan na hamu. Burju do hamu. Itu pesonamu.
Dan kenapa juga si abang malah ngomong kek gituh tiba-tiba? *bentokkin kepala ke tembok* Mungkin dia ngerti soal pede crisis pasca pencampakkan diri oleh si dia wkwkwk.
Thanks bang Jali to get me realize that he's not worth it. That I'm too good for him. That he's not good enough for me.
Thanks bang, for confirming what God's been saying to me, that I will get a better person than him. And well, I've found it. I hope that he's 'the one' this time, coz he definitely better than him. I pray to God, he is and may he will be.
Amen.
Singkat cerita, di siang itu, teman saya sedang membuka-buka halaman social network paling terkenal sedunia. Saya ada di sampingnya, dan si bang Jali bersama partnernya yang membentuk duo pelawak terkenal itu datang ke teman saya tiba-tiba.
"Ito, carikanlah cewek buat kami."
BWAKAKAKAKAKA. Tampang mereka sangat memelas, seperti sedang sakaw belaian kasih sayang lawan jenis (lagian sih mereka keseringan maen belai-belaian sesama jenis wkwkwkwk)
Temanku langsung memberi foto-foto para korban yang ada di networking terkenal itu. Mulai dari siska. febi. tias. tri. balik lagi ke siska. lalu pindah ke nama baru. Ow, marga manullang tidak bisa, bere-nya kata si bang jali. lalu, ke tanjung, bukan batak toba, katanya, ditolak. Dan, simbolon. Bang Jali langsung komen, "Marga Simbolon itu bagak roha, bagak bodina, bagak otakna. Bagak ma sude." Saya mesem-mesem senyum malu-maluin sambil membulatkan mulut. "Makasih ya bang." Si bang Jali kebingungan kenapa saya malah ngomong makasih wkwkwkwkwkk.
Dan Hap. Teman saya lanjut ke foto Hanna.
Bang Jali: Bah, nggak bisalah ito kita ama si Hanna ini. Kita harus punya mobil mersi dulu baru bisa ajak dia.
Loh kok abang tauk?!
Kita tes dengan temen-temen kita semua. Terpaksa foto diputar ulang lagi dari siska, febi, tri, tias. OW OW OW BENER SEMUA!!! Dan semuanya ditebak dalam hitungan detik.
Dia bilang si A sangat pencemburu, si abang nanti nggak bisa ke mana-mana. Lalu si B memang baik, tapi keras kepala dan tidak setia pada pasangan. Si C berasal dari keluarga sangat sejahtera, dia tipe cewek yang bisa menenangkan orang lain. D, parbada, cerewet.
Me: kalo gituh ajarin ke kitalah ilmu abang. Biar kita bisa pilih pasangan hidup yang pas.
Bang Jali: Yasudah. Kasih liatlah poto cowokmu.
Dan saya pun langsung kasih tunjuk foto dia, Mr. Exotic skin.
Honestly, the reason why I show his picture is actually to confirm whether he's too good to let go, or thank God he let me go. But, the result is, all people in the room burst in laugh. Quite loudly when they see his picture.
Bang Jali: Orang macam ini, nes? Becanda kau? Kek gini cowok yang kau sukain? Akh, bodohnya kau. Masih banyaklah orang batak jauh lebih bagus dari dia.
Dan, Bang jali bilang alasannya, kenapa dia, Mr. Exotic Skin dan saya tidak bisa bertahan. Dan semuanya benar. Maaf, tidak bisa bilang secara detil karena ini mengenai masalah orang lain.
Bang Jali: Kamu enggak cantik, nes, tapi naburjuan na hamu. Burju do hamu. Itu pesonamu.
Dan kenapa juga si abang malah ngomong kek gituh tiba-tiba? *bentokkin kepala ke tembok* Mungkin dia ngerti soal pede crisis pasca pencampakkan diri oleh si dia wkwkwk.
Thanks bang Jali to get me realize that he's not worth it. That I'm too good for him. That he's not good enough for me.
Thanks bang, for confirming what God's been saying to me, that I will get a better person than him. And well, I've found it. I hope that he's 'the one' this time, coz he definitely better than him. I pray to God, he is and may he will be.
Amen.
Rabu, 01 Desember 2010
Too Much Drama
Too much drama can cause your best supporters to retreat in haste. (via Mida Nopitasari)
I know I’m her best supporter. And maybe I’m the only one she got.
But she got too much drama in her life. I know she’s not the kind of girl who complains too much and cries all the time. She only complains to me. But, I’m tired to give her long, tiring speech that she didn’t even hear to it. I told her to get out, and have revenge to the people who make her misereable. But, she just locked herself in a room hotel. God knows what she was doing in there. I offer to help her, to come to her in person, we can cry together, console each other about our broken heart, but she won’t let me come to her place.
I’m tired to force her tell me where she is all the time. I’m tired to hear how far she has lost in a way to pull herself together, instead it make her down as a worse looser. I don’t wanna make myself feel horrible, thinking that I can’t help her at all (I mean, OMG, she won’t let me help her).
I FREAKING TIRED FOR GOD SAKE
So tell me, people. Am I wrong to leave her? I already told her I’m tired. I just want her to give everything she could do before she declared she has beaten by her enemies. But she’s just whining, complaining, drama-drama, then escaping herself to an easier way.
Selasa, 30 November 2010
New Heart
So I thought I will always stuck on him (mr. Exotic-skin). At least for couple years ahead. But thank God, I don’t have to.
Gw tadinya terbiasa bangun dengan mood berantakan. Sedih dan galau, setiap harinya gw selalu memutar lagu ‘Basket Case’, lagu kebangsaan bagi orang patah hati sekaligus patah semangat.
“....I’m just a basket case without you....”
Begitulah wujud hati gw yang berantakan. Hati bolong-bolong nggak jelas. Persis kayak keranjang kosong. Tanpa DIA. Itulah makna lagu tersebut. Kampret emang tuh lagu. Gw juga ngga tahu kenapa ngga bisa berhenti denger lagu itu terus-terusan.
Kemudian, datanglah ‘hari itu’.
‘Hari itu’ gw pikir hanya malam minggu biasa. Malam yang biasanya gw habiskan untuk menggalau ngga jelas karena ngga ada kerjaan, ngga punya pacar, dan nggak punya duit. Gw sms teman dan bilang gw bete-sebete-betenya, dan dia pun nyuruh gw ke TKP dia untuk kongkow bareng. Kongkow ala temanku ini emang suka rada aneh. Malam itu gw harus merelakan diri bak gelandangan. Atau mungkin bisa dibilang kayak preman juga. Ngga tauk ah. Gw malay jelasinnya, karena sangat amat merendahkan harkat, martabat gw sebagai artis kenamaan wkwk.
“Oi, Len….”
Di tengah-tengah pembicaraan yang sangat panas, tiba-tiba ada suara yang memanggil nama teman gw dari belakang. Sontak gw langsung menoleh ke arah sumber suara. Oh, GOD. Cowok dengan kulit cerah, badan tinggi menjulang, dan mata tajam berfokus pada teman gw. Kata pertama yang nongol di kepala gw adalah, C-A-K-E-P.
Tapi, gw ngga mau terkesan ‘ngiler’, jadi gw pura-pura tidak terpengaruh dengan kehadiran cowok asing itu walau cukup terganggu juga karena teman gw langsung nyamperin dia dan mereka tampaknya melakukan pembicaraan yang serba rahasia nan seru, karena suara tawa renyah cowok itu terus membahana. Dan gw mencuri-curi pandang ke arahnya seolah itu gerakan kasual yang wajar gw lakukan, padahal mata gw kesilauan melihat senyum cowok itu yang ASTAGANAGA surprisingly enchanting (confession: I don’t think mr. Exotic-skin has reach that typical perfection smile. I mean, these days I notice he never smile brightly as he used to be)
Setelah beberapa puluh menit, teman gw langsung datang ke arah gw. “Nes, sisir dulu rambutmu. Dandan yang cantik.” Udah deh gw langsung ngerti ini ngarah ke mana. Teman gw berusaha menjodohkan gw lagi. FYI, gw juga ngga ngerti, tapi mereka senang banget jodohin gw. Beberapa cowok yang sebelumnya dikenalin ke gw rata-rata pada enggak banget. Well, cowok-cowok itu emang bukannya ngga cakep. Dibilang jelek engga, dibilang cakep juga engga. Mereka cowok yang baik juga. Tapi, menurut hasil ’penerawangan’ mata batin gw, mereka bukanlah cowok yang bakal gw sukain. So yeah, Big NO!!! Tapi cowok yang ini kek ada something special beneath all that good-looking and bright smile. And just there, when we shake our hands and introduce ourselves to each other, I know he’s special.
Dan gw, seperti biasa kalau bertemu orang asing, gw diam-diam gituh. Tapi mungkin juga gw diam karena gw grogi haha *jedokin jidat ke tembok*. Gw aja lupa, gw ngapain aja yah waktu itu? Yang gw tangkap sih’, dia keknya mau ngajak gw ngobrol, tapi berhubung gw lagi makan, dia selalu bilang, “Yaudah makan dulu yah. Lima menit saya tunggu.”
Dan gw ngeluh kalo gw ngga mau makan karena nasi goreng yang gw pesan rasanya ngga enak. Dan akhirnya, ngga jelas. Kami diam-diaman gituh. Temen-temen gw juga pada ngikik-ngikik. Gw gimana ngga tambah grogi sama cowok itu.
Jadi, posisinya waktu itu: ada dua teman akrab gw yang kenal dekat sama cowok itu, lalu ada adek teman gw dan temannya. Teman gw nyuruh adeknya dan temannya duduk menjauh. “Ini lagi ada transaksi jual-beli. Kalian duduk jauhan yah.” Ampun deh temen gw. Trus, ada lagi kek ginih.
Temen A: Nes, tuh dia tanya kamu asalnya dari mana? Kuliah di mana?
Gw (yang lagi bego in mode): Halah, kamu atau dia yang tanya?
Temen B: Yeee beneran kok dia yang tanya.
Akhirnya yang jawab malah temen gw wkwkwk.
Haish, pokoknya garing abis deh.
Duh, nggak tauk deh ke depannya gimana.
Doain aja deh hehe.
Semoga gw nggak gerogian lagi dan melakukan hal-hal bodoh lainnya. Amin.
Rabu, 24 November 2010
Arti Warna Favourite
Hampir semua orang pasti mempunyai salah satu jenis warna yang sangat disukai dari sekian banyak warna yang ada atau yang biasa disebut dengan warna favorit. Nah, dari situ kita bisa lihat watak kamu…
Warna Biru
Jika kamu menyukai warna biru, maka kamu termasuk dalam tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Mendambakan ketenangan dan ketentraman. Kamu selalu mendapat kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu pintar dalam menyembunyikan perasaan
Senin, 22 November 2010
Meneliti crazy-nya 'Crazy No Play'
Weits, tolong yah jangan langsung mikirin sosok gw di kepala anda begitu ada kata 'crazy'. Kali ini gw mau meneliti sampe sejauh apa 'gila'-nya si blogger yang mengaku-ngaku namanya fai ini dalam bisnis clothing line miliknya sendiri, yaitu Crazy No Play! atau yang bahasa belanda-betawinya, Gilanya Bukan Main!
Kalo boleh jujur sih, gw sebenarnya udah tahu dari jaman pitung si fai punya beginian. Tapi setelah dia koar-koar belakangan ini, gw baru tahu kalo dia juga yang nge-desain baju-bajunya, which is, GILA KEREN! Apalagi dia buat usaha ini dengan modal nekad. Yep, wajarlah nama clothing linenya jadi Crazy No Play!
Jumat, 19 November 2010
I DON'T like to have Negative Thinking
Gw paling ngga suka punya pikiran negatif tentang siapapun. Makanya, gw SELALU TANYA ke orangnya langsung, atau minimal ngomong.
Belakangan ada temen gw nyeletuk kalo gw orang yang bego gara-gara masalah ini. Contoh kasus nih, ada temen gw sebutlah namanya Rika. Dia digosipin ngga baik. Ya cewek ayam, ya cewek gatel, pokoknya kalian ngertilah. Yah gw tanya sama Rika langsung, tapi gw ngga sebego itu langsung tanya blak-blakkan, tanpa perasaan nanya dia beneran ayam ato nggak. YEEE, sebego-begonya gw, gw tau etika.
Pelan-pelan kok gw tanyanya sampai akhirnya dia cerita soal masa lalunya dan betapa dia sudah terlalu jauh berhubungan sama cowok-cowoknya. Gw miris juga dengernya sampe nangis pula kalau dia tuh mentang-mentang udah perawan lagi, dia digilir dari cowok satu ke cowok lain. Kek habis manis sepah dibuang. Gw sedikit miris dan tenang juga setelah mengetahui kalau dia ternyata orang yang baik. Dia tidak seperti yang orang-orang katakan. Selama ini gw selalu support dia, dan selalu marah kalo ada orang yang ngomong buruk tentang dia.
See? Makanya, gw lebih suka terus terang. Dibanding harus terus-menerus memikirkan hal negatif tentang orang lain sampe muncul niat jahat segala untuk menghakimi, atau parahnya sampe sok menghukumi orang lain. Hey, apa sih hak kita menghakimi orang lain, apalagi menghukumnya?
But yeah, gw juga menyayangkan orang-orang yang malah marah, dan menuduh gw-lah yang suka berpikir negatif. Kayak yang sering gw alami dengan tuan kulit eksotis. People were talking about him. Dan untuk orang kek gw, setiap gosip tentang A, B atau siapapun itu yang nyampe di telinga gw, orang pertama yang akan gw bilang adalah orang yang menjadi topik gosip itu sendiri.
Alasannya gw bilang langsung bukan karena gw ember atau apalah-namanya, tapi karena:
1. Orang itu berhak tahu, supaya dia bisa membela diri, mengklarifikasi gosip tentang dirinya. Kasihan kalau orang itu selalu diomongin di belakang tapi dia sendiri ngga bisa membela diri karena tahu pun enggak.
2. Atau kalau misalkan gosip itu benar, si tokoh utama gosip itu harus tetap tahu dia udah diomongin apa aja. Dari situ dia bisa memperbaiki diri, dan sumpah deh gw, gosip itu pasti hilang sendiri kek kabut. Kasih waktu 1-2bulan, kalau si tokoh utama udah berubah sama sekali, siapapun yang berani sebar gosip lagi pasti langsung dicap buruk oleh umum.
Itu aja sih alasan gw. Tapi nggak semuanya malah berakibat baik. Tuan kulit eksotis salah satu contoh yang malah menuduh gw selalu dan selalu berpikiran negatif. Dia bilang sikap gw yang begini tidak memberkati orang lain. Justru karena gw benci berpikiran negatif, makanya gw tanya. Gw pun jenis orang yang sangat mengerti kok suatu jawaban yang jujur ataupun nggak. Kalau dia emang jujur jawabnya, gw pasti nggak akan angkat topik yang sama lagi. Toh gw udah dapat klarifikasinya. Tapi kalau jawabannya ngga jujur (yang entah-gimana gw bisa tahu dari tatapan mata seseorang), gw pasti akan sindir lagi dan lagi.
Honesty. Itu hal yang paling gw hargain banget. No matter how ugly the truth is. I would appreciate it SO MUCH. The uglier the truth is, the more I appreciate it.
Gw harap semua orang juga mau melakukan hal yang sama ke gw. Kalau misalkan gw digosipin, apapun itu, bilang aja ke gw. Kasih gw kesempatan untuk membela diri di depan umum.
Dan kalau misalkan kalian yang para penggosip tidak mau tuduhan kalian terdengar oleh si tokoh utamanya sendiri, jangan kasih tahu gw hahaha. Karena IYA, gw pasti akan langsung bilang ke orangnya.
Senin, 15 November 2010
Efek 'Eat, Pray, and Love'
Setelah gw baca resensi film ‘Eat, Pray and Love’ dari tetangga sebelah, gw pikir gw ngga bakalan nonton film itu. Soalnya katanya film itu terlalu ‘menyedihkan’ untuk ditonton sendiri apalagi sama orang yang lagi patah hati kek gw. Tapi nggak dinyana, gw nonton juga kemarin malam. Bareng sekeluarga lengkap. Bokap, nyokap, dan dua adik gw.
Gw lumayan ketar-ketir nontonnya dan dalam hati pen teriak sama orang yang bilang filmnya ngga cocok buat gw. BECANDA YA?!! GILE, ITU FILM GW BANGEEET!!!! Wong ceritanya juga tentang orang yang patah hati macam gw kok. Dan dari sinilah, film ini mulai memberikan efek-efek yang kalo dibabarkan sebagai berikut:
1. Gw jadi kepengen ke Roma, Italia.
Selama ini gw ngerasa negara itu biasa aja, tapi gegara film itu gw jadi keingat artikel koran yang pernah gw baca, yaitu tentang restoran pizza terkenal yang dijalankan secara turun-temurun. Saking terkenalnya sampe ada legenda kalo pizza itu terlahir dari restoran itu. Sayang, gw lupa nama restorannya. Tapi, gw sumpah ngiler lihat aneka masakan khas Italia. Katanya sih makan-makanan macam pasta, spaghetti, bolognaise, dan terutama pizza itu terasa jauh lebih enak di negara asalnya. Faktor utamanya adalah karena cara masak orang Italia itu beda sama masakan yang biasa kita makan. Ditambah lagi bumbu rahasianya yang cuman orang Italia aja yang tahu (makanya rasanya bisa beda jauh banget). Alasan lain kenapa gw kepengen ke Italia adalah cowok-cowoknya yang kebanyakan gantengnya alamaaaaak! Keknya rata-rata pada bertampang kek Christian Ronaldo deh. HIHIHHIHI
2. Percakapan Liz tentang cowok yang membuatnya patah hati sampe mo mati rasanya. So me!!!!
Liz: I don’t know why I love him. I feel like I can never forget him. I miss him so much.
Andy: It’s okay. Miss him a lot. Send him light and love as much as you want, then drop it.
Kalo patah hati dengan seseorang dan sangat merindukannya, rindukan dia sebanyak-banyaknya. Jangan memaksakan diri untuk melupakannya. Karena jika semakin memaksakan diri untuk melupakannya, semakin sulit untuk menghilangkan dia dari pikiran. Yeah, gw kek gituh soalnya. Dan rasanya persis kek Liz. Nggak bisa makan, nggak bisa doa, nggak bisa mencintai orang lain. Hidup serasa kayak mayat hidup setiap harinya.
3. Dan satu lagi pesan moral yang gw peroleh.
Try hard to forgive yourself.
Mau nggak mau, sadar nggak sadar, semua manusia normal yang tahu secara sadar menyakiti orang lain pasti akan selalu merasa kalau ada bagian dirinya yang juga tersakiti. Pada umumnya mereka kemudian mencoba mengingkari perasaan ‘sakit’ itu, yang notabene malah membuatnya menghindar, bahkan berlari jauh dari orang yang mereka sakiti itu. Bener nggak’?
Kalo gw sih baru sadar kalo gw begitu walau gw sering mengingkari hal itu dengan prinsip ‘ignorant’ di diri gw. Dan biasanya gw akan selalu bilang, “Ah’ bodo amat. Dia maafin gw ato enggak itu urusan dia ama Tuhan. Yang penting gw udah minta maaf sama dia. That’s it.” Padahal sebenarnya gw bahkan belum memaafkan diri gw yang udah nyakitin orang lain.
4. Gw mau tipe cowok yang nangis pas nganter anaknya pergi ke luar negeri untuk kuliah,
Yang selalu panggil anak-anaknya ‘darling, darling’ kek manggil pacarnya sendiri
Yang selalu ciumin anak-anaknya, nggak peduli walau anak-anaknya sudah berumur 30 atau 50 tahun sekalipun
Yang nggak takut ataupun nggak malu untuk nunjukkin rasa cintanya sama siapa aja, di manapun
Yang selalu mendedikasikan dirinya untuk menjadi pecinta ulung.
Thanks to this film, gw kepengen banget mendapatkan cinta seperti itu sebagai bagian dari hidup gw. Dan oleh karena itu, gw berjanji sama diri gw sendiri, gw akan belajar keras untuk bisa menjadi orang yang di atas tadi (in order to get love that I’ve always wanted). I will learn to never ashamed showing love to the people I love. To show them how much they worth for me. Gw akan menempa diri gw untuk menjadi pecinta ulung, and break every boundaries to love people. Money, time, norms, rules, or anything will be nothing for me. Gw tahu untuk melakukannya bakal sangat sulit sekali. Belum lagi konsekuensinya yang berat. Makanya, gw bilang tadi, gw akan belajar. Sangat. Keras.
5. We must keep everything in balance.
Keseimbangan. Itu penting banget dalam kehidupan. You can’t sad too much, happy too much, love too much, work too much, pray too much, play too much, eat too much. Semuanya akan berantakan kalau tidak seimbang dan kita akan kehilangan kendali atas hidup kita sendiri. Gila, ini sendiri jadi kata dewa buat gw, karena gw selalu sad too much, then play too much, happy too much, hate too much, eat too much hingga hasilnya hidup gw kacau balau.
Tapi bener juga sih. Pada akhirnya, jika cinta yang malah menjadi faktor utama ketidakseimbangan segalanya, it’s okay. Coz’ LOVE that matter for us. Just admit it. Love is the air we breath. If it’s the case, don’t afraid to get out, find love, get it, hurt, cry all of it, then live again. Just don’t give up until you get the best out of it.
6. Smile with your face, your heart, and your mind.
Darn, it’s the most magical words for me!
Film ‘Eat, Pray and Love’ bener-bener bagus banget. Sebodo amat walau nyokap bilang filmnya membosankan, karena banyak banget pesan moral yang bisa gw ambil di sini.
Filmnya aja udah bagus, gimana bukunya yah?
Kamis, 11 November 2010
King of Anything
Gw lagi suka banget sama lagu 'King of Anything' yang dinyanyiin sama Sara Bareilles. Pas dengerin lagu ini, entah kenapa otak gw ngebayangin satu orang (in particularly), yang pengen banget gw jejalin seisi lagu ini sama dia. Jadi, gw coba untuk terjemahin lagu ini ke Bahasa Indonesia.
Harap maklum yah kalo gw terjemahinnya pake emosi wkwkwk
Raja Semuanya
Tetap minum kopi sambil menatap gw dari seberang meja
Sementara gw lihat ke luar
Banyak yang pengen gw omongin tapi hanya kalau gw bisa sih
Jadi gw cuman bisa diam dan ngitungin mobil yang lewat
Lo bisa aja punya opini, man
Kita emang punya hak untuk itu
Tapi gw nggak pernah tanya tuh'
Jadi biarkan gw ucapkan terima kasih untuk waktu elo
Dan nggak buang-buang waktu gw
Ya udah sih cepetan minggat sono
Gw sulit untuk pecahin ke elo, beib (emangnya telor?!)
Tapi, gw nggak tenggelam
Nggak ada yang perlu diselamatin di sini
Siapa yang peduli kalo elo nggak setuju? Elo bukan gw
Siapa yang buat elo raja segala sesuatunya?
Siapa yang mati, dan angkat elo jadi raja semuanya?
Jadi elo berani nih nyuruh-nyuruh gw jadi apa?
Siapa yang mati, dan angkat elo jadi raja semuanya?
Lo kedengaran sangat tidak berdosa, semuanya penuh dengan maksud baik
Pake sumpah segala kalo elo tahu yang terbaik
Tapi elo ngarepin gw untuk loncat ke bawah ama elo? (iiih siapa yang sudi?)
Tepat di depan delusi matahari terbenam elo
Bukan gw yang tersesat tanpa arah..... oh
Elo nggak pernah lihat
Elo yang sibuk banget buat petanya
Dan seenaknya buat label dengan huruf kapital besar
Elo yang dari tadi ngomong
Bukannya dengerin
Siapa yang peduli kalo elo nggak setuju? Elo bukan gw
Jadi elo berani nyuruh-nyuruh gw jadi siapa?
Siapa mati dan angkat elo jadi raja semuanya?
Seluruh hidup gw, gw mencoba
Untuk membuat semua orang bahagia
Sementara gw sakit dan bersembunyi, menunggu seseorang untuk bilang ke gw,
Ini giliran gw sekarang yang putuskan
Siapa yang peduli kalo elo nggak setuju? Elo bukan gw
Siapa yang buat elo raja segala sesuatunya?
Siapa yang mati, dan angkat elo jadi raja semuanya?
Jadi elo berani nih nyuruh-nyuruh gw jadi apa?
Siapa yang mati, dan angkat elo jadi raja semuanya?
Sini, gw aja yang pegang Mahkota elo, beib
Rabu, 10 November 2010
Hidung
Minggu pagi yang cerah, aku berjalan di pinggir pantai, kulawan angin yang menghempas tubuhku, serasa tubuhku ringan digendongnya. Melangkah tepat melihat sekeliling, merasakan sensasi laut dengan bau amis yang sangat khas merasuki relung hidungku. Kuambil nafas dalam-dalam dan tenggelam di dalam kenikmatan keindahan bahari. Menakjubkan, batinku. Sesaat sesudah itu, aku berjalan lagi mengitari pantai. Melihat langit mulai mendung, aroma tanah semakin kuat muncul ke permukaan. Aku tahu ini akan hujan. Lalu, aku segera berlari mencari tempat yang teduh agar tidak terkena basah. Makin lama hujan semakin lebat. Menunjukkan tanda-tanda semakin parah. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah dan berniat tidak bermain dengan hujan.
Hujan berlangsung berhari-hari, begitu juga hari ini. Langit menunjukkan wajah cemberutnya, membuatku malas untuk beranjak kemana-mana. Tetapi, ayah menyuruhku menemaninya pergi ke kota. Terpaksa aku menurutinya karena dijanjikan baju baru olehnya. Sesaat sebelum sampai dikota, aku mencium bau tidak sedap menyerang penciumanku. Setelah melihat dari kejauhan aku baru menyadarinya dan astaga kota itu banjir. Air bewarna kecoklatan bercampur dengan sampah mengambang-ngambang di sekitar. Air selokan pun ikut meluap menyatu dengan semua itu menciptakan aroma yang luar biasa.
Setelah pulang dari kota aku masih mengingat bau yang menyelimuti kota tadi, melihat rumah-rumah dan jalan hanyut miris rasanya. Hari semakin mendung, gemuruh petir pun menyambar-nyambar. Perasaanku sangat tidak enak sekali. Dan badanku gemetar, ternyata bukan badanku saja tetapi seluruh isi rumahku ikut bergoyang. Oh Tuhan gempa! Apa yang harus kami lakukan, harus melarikan diri kemana? Orang tuaku menarikku keluar mencari tempat yang aman. Angin berhembus kencang sekali, sangat tidak bersahabat seakan kita mau dilemparnya jauh-jauh. Segera kita menjauhi pantai dan naik ke dataran tinggi. Dari jauh aku melihat ombak berarak tinggi sekali, setinggi pohon kelapa. Akankah ini tsunami?
Berhari –hari kami dievakuasi bersama warga lainnya dan akhirnya kami turun untuk melihat keadaan. Tercium bau menyengat yang menusuk hidung, bau ini… bau mayat yang bergelimpangan dimana-mana. Kami cuma bisa meratapi dan menangisi keadaan. Regu penolong berlalu lalang untuk mengangkat mayat-mayat itu. Bau yang tak sedap itu muncul dari kuman- kuman jenazah yang menimbulkan gas metana. Aku tidak kuat mencium dan menyaksikan fenomena tersebut, akupun segera pergi menjauh dari tkp. Betapa pedih hatiku untuk merasakan kejadian tersebut. Belum lagi kudengar kabar, bahwa desa sebelah sedang digemparkan gunung meletus. Debu panas menghujani lembah dan kawah di sekitarnya. Tak ayal bau belerang menghampiri desa kami dan debu- debu putih berterbangan di udara. Oh Tuhan apa yang sedang terjadi di negeri ini? Banjir, bau-bau mayat sehabis gempa dan tsunami, dan bau belerang akibat gunung meletus menghampiri kami. Meluluh lantahkan kami, tolong kami ya Tuhan.
((by my little sister, yang secara mengejutkan ternyata punya bakat menulis hehe. I'm so proud of her.))
Selasa, 02 November 2010
OH, PEOPLE!!! SHUT UP, PLEASE!!!
Gw tahu kalo semua keinginan gw nggak bisa selalu terkabulkan. Gw bukan anak tk who will just simply stomping my feet to get what I want. On the contrary I would just shut up and completely understand. One thing that I can’t accept--well, it’s normal if we get sulking for at least for few minutes when we’re mad. And ALL I did was saying my opinion LOUDLY (I know this is a mistake) that the whole thing was unfair to me. That's it.
I did my best to make them feel happy and comfy, so they can give what I want ‘by accident’, but why on earth they have to be harsh like that? Throwing such an attitude and those cruel words, striking me like hurricane, putting some irrelevant points for my mistakes in the past. AGAIN.
Gw benci banget orang yang selalu berubah-ubah sikapnya. Hari ini A besok Z. Sebenarnya, isi otak mereka itu kek gimana sampe bisa berubah-ubah gitu?
Kemarin mereka bilang mereka menerima segala sesuatunya sebagaimana adanya. They were soooo nice, very supportive, and full of love. Then today, in this evening, they told me how selfish I am, that I’m nothing but a bunch of crap.
Duh!
*lirik atas. Bahasa inggris gajeh banget. Campursari antara brit-english + american english*
Auk ah. Gw males sakit hati lagi dan lagi.
Mending bobok aja.
Huh!
Senin, 01 November 2010
Biodata saja
Yep ini seperti yang saya janjikan. Semua info tentang saya. Tapi, sepertinya sih kurang komplit hahaha *ngakak setan*. Yang penting anda tahu cukup segini aja dulu. Lainnya menyusul.
1. Nama?
Panggil saja Freya, walau dalam prakteknya ada yang manggil saya preya, mpreya, mprey. Intinya, anda bisa memanggil saya apa saja. Terserah. Iya sih ada juga yang panggil ..nes. Well, sebenarnya itu juga bukan nama asli saya hahaha. Itu hanya nama panggilan saja. Dan maaf, saya tetep keukeuh nggak mau kasih tahu nama asli saya.
2. Birthplace?
Jakarta.
3. Current Location?
Pokoknya di Pulau Jawa :D
4. Status?
Sumpah, saya kaget ada yang tanya beginian. Jelas-jelas saya single. Belum menikah. Belum punya pacar. So, untuk cowo ganteng, baik, keren dan suka menabung silahkan serahkan diri anda pada saya hehe.
5. Hobby?
Membaca semua buku yang menarik, apapun itu. Termasuk komik, buku dongeng anak, apapun itu. Kedua, saya suka tidur. Ketiga, saya suka menulis (cerpen, novel, blog). Keempat, ngusilin orang. Kelima, ngakak sampe guling-guling, sakit perut dan kejang-kejang hahaha.
6. Makanan Favorit?
Hampir semua makanan suka, terutama chinese food, jamur, hati ayam.
7. Makanan yang dibenci?
Sebenarnya saya nggak suka semua sayuran. Lalu, buah jambu, daging kambing, kol, kopi plain (masih mending kopi susu), bakso, dim sum, bubur, kemudian sesuatu yang terlalu manis, dll.
8. Hal yang disukai?
- Kalo ada orang kasih surprise menyenangkan, atau hanya sekadar kasih coklat secara tiba-tiba pun saya sudah senang banget.
- Seseorang yang membela siapapun itu dengan berani di muka umum (jujur, saya pasti langsung jatuh cinta dengan orang macam ini hihihi)
- Dikasih makanan buatan sendiri, atau sesuatu, seperti kerajinan tangan buatan sendiri. Hal-hal beginian pasti akan saya ingat seumur hidup. Apalagi jika dibuat khusus untuk saya. Nggak peduli kalo makanannya ngga enak atau kerajinannya jelek, saya pasti akan simpan baik-baik barangnya.
- Membaca sambil mendengar musik.
- Seseorang (keluarga, sahabat atau kekasih :p) mengelus-elus kepala saya atau menepuk lembut punggung saya. Entah untuk memberikan simpati atau bercanda. Tapi kalo orang asing pegang-pegang ane bakal lain ceritanya.
9. Hal yang dibenci?
- Menunggu.
- Hujan. Mengingatkanku pada kenangan buruk saja.
- Dibangunin.
10. Most Favourite Band?
Keane, Homogenic, Do As Infinity, Super Junior.
11. Most Favourite Singer?
Utada Hikaru, Sara Bareilles, Greyson Chance, Landon Pigg, Ke$ha.
12. Lagu WAJIB di semua playlist?
- My Shadow by Keane
- In Silence by Homogenic
- Good Life by One Republic
- Anata ga koko ni irryu wa by Rie Fu
- Fast Car by MYMP
- Found by Hillsong
- Scarlett Hands by United Hill
- You Said by Hillsong
13. Most Favourite Actress? And why?
Cate Blanchett. Menurut saya nggak ada aktris sehebat dia yang bisa nunjukkin kalau dia bisa menjadi apa aja. Flawless deh aktingnya. Saya paling suka aktingnya di Lords of The Ring.
14. Most Favourite Actor?
Johnny Depp. Satu kata buat dia. Jenius. Di setiap karakter yang dia pegang kayak seolah memiliki ciri-ciri khusus yang lahir dari imajinasi Johnny Depp. Perhatiin aja semua film Johnny Depp. Anda pasti setuju dengan pendapat saya.
15. Most Favourite Movie?
Semua film animasi buatan sutradara Hayao Miyazaki, Lord of The Ring, Superman Returns, August Rush, The Dark Knight.
16. Sutradara favourite yang filmnya wajib ditonton?
Peter Jackson, Christopher Nolan, Steven Spielberg. They’re practically genius. And the world totally agree about that. Lihat aja penghargaan yang mereka peroleh. Tapi sekarang saya lagi nge-fans berat ama Christopher Nolan. Film terbarunya, Inception bener-bener bikin saya tercengang saking njelimetnya film itu haha.
17. Komik Favourite?
- Skip Beat
- D.Gray-Man
- Under the Rose
18. Anime Favourite?
- D.Gray-Man
- Hare to Guu
19. Buku Favourite?
- Gadis Sirkus dan Penjual Mimpi by Jostein Gaarder
- Toto-chan
- Supernova by Dee
- Recto Verso by Dee
20. Penulis buku Favourite?
- Jostein Gaarder
- Dee
- Ayu Utami
- Shusaku Endo
- Paulo Coelho
21. Warna Favourite?
Black and Purple.
22. Karakter fiksi yang paling disukai?
Akabane Kudorou (Get Backers), Fred and George Weasley (Harry Potter), Kyoko Migami (skip beat)
Senin, 25 Oktober 2010
Tag baru 'about me'
Blog ini adalah blog pribadi saya. Entah sejak kapan saya merasa bahwa blog ini juga perlu menulis detil diri saya, walau tidak terlalu spesifik seperti misalnya di mana alamat rumah saya atau nomor handphone. Kalau begitu ceritanya sih sori dori mori, saya nggak mau!!!
Tapi, saya rasa perlu adanya pengenalan tentang diri saya secara komplit dan topik ini akan saya beri tag ‘About me’. Alasannya, karena saya ingin ada orang-orang di luar sana, baik dari dunia Real World dan Maya World, yang benar-benar mengerti saya luar-dalam. Terutama orang-orang Real World. Masalahnya, saya ini jarang berbicara tentang diri sendiri. Kadang saya sering disalah-mengerti hingga malah muncul masalah besar, dan kemungkinan paling buruk malah terjadi kasus seperti si tuan kulit eksotis. Berantem, ribut dan yaaa~ begitulah.
So, bacalah posting-posting ‘about me’ jika anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang saya.
Itung-itung ini juga sebagai sosialisasi saya sebagai selebriti terhadap fans-fans hahaha *ditimpuk batu*
Tapi, saya rasa perlu adanya pengenalan tentang diri saya secara komplit dan topik ini akan saya beri tag ‘About me’. Alasannya, karena saya ingin ada orang-orang di luar sana, baik dari dunia Real World dan Maya World, yang benar-benar mengerti saya luar-dalam. Terutama orang-orang Real World. Masalahnya, saya ini jarang berbicara tentang diri sendiri. Kadang saya sering disalah-mengerti hingga malah muncul masalah besar, dan kemungkinan paling buruk malah terjadi kasus seperti si tuan kulit eksotis. Berantem, ribut dan yaaa~ begitulah.
So, bacalah posting-posting ‘about me’ jika anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang saya.
Itung-itung ini juga sebagai sosialisasi saya sebagai selebriti terhadap fans-fans hahaha *ditimpuk batu*
Sabtu, 23 Oktober 2010
Goodbye my Almost Lover
Hari itu dia menjemputku di stasiun. Kulit eksotis, kacamata bergagang hitam, helm hijau mengkilat.
Senyumnya melebar saat bertatapan denganku.
“Memangnya ada kriminal pake bilang ‘segera ke tkp’ segala?!”
Dia bicara soal isi smsku.
“Yah biasalah omongan orang keren kan’ memang kek gituh.”
Dia tersenyum. Aku juga.
Kami diam-diam saja di sepanjang perjalanan.
Berbicara entah apa yang kami candakan. Aku tidak ingat.
Sampai aku akhirnya memutuskan untuk bicara soal yang penting.
”Vid, ini mungkin akan jadi pertemuan kita yang terakhir.”
Dia hanya menepuk lututku.
”Baik-baik ya di sana.”
Cuma itu pesannya.
Pertemuan terakhir kami sebelum aku pergi ke kota lain adalah di depan gang tempat kekasihnya berada.
Aku pulang membawa seratus macam perasaan dan aku tahu aku nggak bisa menahannya.
Aku ambil telponku dan kutelpon semua orang yang muncul di pikiranku.
Welly. Tidak diangkat.
Niki. Dia baru pulang kerja dan sedang mandi.
Ell. Tidak diangkat juga.
Dan akhirnya, Hota atau si tuan mata tajam. Dia mengangkatnya.
Hatiku tenang saat dia menjawab telpon. ”Kenapa, nes? Ada apa?”
Dua jam aku tertawa, menangis, kemudian tertawa lagi dan menangis.
Di telpon. Dengan dia. Sahabat saya.
"Hota, why God make me love him from the start if it's just to hurt me?"
"It's God meant to make you wiser and stronger. You shall find true love when time flies. You shall forget him and smile remembering him. For now, just say goodbye to him. Say goodbye from your heart."
"What if I can't and I will still love him?"
"You can if you say you can. You can't if you say you can't. What's your choice?"
"Goodbye, Mr. Exotic-skin. Goodbye to your beautiful smile and your tender, loving warm heart. I will move on and have a fabolous life. Goodbye, my almost lover."
Labels:
Kata-kata tak terucapkan,
Kesah+kelu,
Random me
Jumat, 22 Oktober 2010
Antara Ayah dan Anak
Mungkin aneh atau absurd, tapi saya selalu terharu kalau sudah menyangkut hubungan ayah dan anak. Setiap nonton adegan film yang melibatkan seorang ayah dan anaknya, tolong jangan lihat muka saya. Dijamin, banjir air mata di mana-mana sampai pake hidung meler segala.
Ada dua film yang sangat membekas di kepala saya kalau topik ini diangkat. Pertama, film besutan Hollywood yang berjudul ‘August Rush’. Para pecinta film tingkat akut pasti tahu film ini. Film ini disadur dari novel berjudul sama yang menceritakan tentang seorang anak autis bernama Evan Taylor yang tinggal di panti asuhan. Sedari kecil dia dianggap aneh oleh anak-anak panti yang kemudian mem-bully dia karena keanehannya itu. Apa boleh buat, Evan memang selalu terpesona pada suara bebunyian di sekitarnya hingga membuatnya melupakan dunia nyata. Entah apakah itu suara desir angin yang meniup lahan padi menguning, suara dengung lebah, suara dribble bola, atau apapun itu. Buat dia, semua bebunyian itu adalah musik yang indah.
Siapa yang sangka, anak aneh seperti itu ternyata mewarisi bakat musik dari ibunya yang seorang artis pemain cello terkenal, dan ayahnya yang merupakan vokalis band underground. Evan kabur dari panti asuhan dan memakai nama samaran August Rush ketika mempelajari musik di jalanan dan di Universitas Musik terkemuka, Juilliard. Hebatnya, anak umur 11 tahun sudah bisa men-compose rhapsody sendiri dengan memakai aneka jenis alat musik alternatif, dari penutup tong sampah, gelas, wind chymes sampai instrumen concerto pada umumnya seperti violin, oboe, cello, dsb.
Dan satu adegan yang selalu membekas dari film ini, tentu saja saat Evan bertemu ayah kandungnya di jalanan ketika sedang mengamen. Mereka sama-sama tidak tahu hubungan darah di antara mereka, tapi ayahnya menatap Evan dalam-dalam seolah tersihir, merasakan ikatan yang tidak bisa dijelaskan akal sehat, seolah mengenali Evan adalah bagian dari dirinya yang paling berharga. Di detik itulah, air mata saya jatuh begitu saja. Padahal adegannya tidak begitu istimewa bahkan sangat singkat, hanya dalam itungan detik, tapi mampu membuat saya terkesan..... terharu.... dan menangis.
Film kedua, adalah film lepas produksi negeri Korea yang berjudul ’My Son’. Ceritanya tentang seorang ayah yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebelum anak lelakinya lahir ke dunia. 18 tahun kemudian, sang ayah mendapatkan masa bebas penjara dari pemerintah dalam jangka waktu hanya seminggu. Seminggu inilah, ayahnya bermaksud untuk pulang ke rumah untuk bertemu dengan anak satu-satunya dan juga ibunya untuk menghabis waktu bertiga. Istrinya sudah meninggal, sayangnya.
Saya kira lika-liku ceritanya hanya seputar keengganan ayah dan anak lantaran tidak pernah mengenal diri masing-masing karena tidak pernah bertemu satu kali pun, atau tentang sang anak yang sangat membenci dan malu atas kondisi ayahnya yang merupakan tahanan penjara seumur hidup. Tapi, tidak begitu. Sang anak sendiri, walau terlihat segan di depan ayahnya, dia sebenarnya selalu membangga-banggakan ayahnya di depan semua orang hingga teman-temannya malu padanya karena tidak pernah bersyukur diberkati keluarga yang lengkap. Sang ayah pun sangat bangga pada anaknya, yang walau tanpa figur seorang ayah, si anak mampu menjalani tugas sebagai kepala rumah tangga. Ia mencari uang sendiri, membayar sewa apartemen dan tetek-bengek lainnya, bahkan mengurusi neneknya yang sudah pikun dan tidak mampu melakukan apa-apa (saya sendiri dulu punya nenek pikun dan saya tahu betapa sulitnya mengurusi orang tua macam itu.)
Orangtua mana yang tidak bangga punya anak seperti itu?
Yang paling membuat dada saya sesak adalah adegan di akhir film ini. Masa bebas penjara sang Ayah pun akhirnya habis, dan polisi yang mengawasinya memberi tambahan waktu beberapa jam agar sang ayah bisa memberikan salam perpisahan pada anaknya. Mereka berdua lalu berjalan-jalan di sekitar rel kereta api sambil menikmati pemandangan berkabut di sekitarnya. Sesekali diam, sesekali berbicara. Sampai akhirnya sang Ayah menghela nafas dalam-dalam dan kemudian dengan mata berkaca-kaca dia bertanya pada anak lelaki di hadapannya, ”Katakan padaku, di mana anakku? Siapakah kamu?”
Mulanya saya pikir terjemahan subtitle film-nya ngaco, tapi ternyata memang begitu apa adanya. Si ayah menanyakan di mana anaknya, padahal sudah jelas-jelas anak lelaki di depannya itu adalah anaknya. Tapi, akhirnya si pemuda berumur 18 tahun itu buka mulut dan membeberkan semuanya. Anak asli sang ayah itu sudah meninggal dua tahun sebelumnya. Karena kanker darah.
Anak kandung dari sang ayah itu adalah sahabat dekatnya yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri. Hampir setiap hari si anak kandung menceritakan ayahnya, kehebatannya, dan betapa ia mencintai ayahnya. Saat si anak kandung meninggal, dia tidak tega memberitahukannya pada sang ayah. Dia dan teman-temannya yang lain pun saling sepakat untuk menggantikan peran si anak kandung. Secara bergantian, mereka mengurusi neneknya yang pikun, memberi makan, membersihkan kotoran si nenek, membersihkan rumah, membayar uang sewa apartemen, dsb, termasuk berpura-pura menjadi anak dari sang ayah.
Dada saya sesak sekali melihat mimik muka sang ayah. Saya pernah mendengar chemistry antara ibu-anak, tapi ternyata chemistry antara ayah-anak itu juga ada. Menurut saya, hubungan seperti ini hanya ada ketika si ayah benar-benar sangat mempedulikan keluarganya.
Seperti papa saya.
Hubungan saya dengan papa memang tidak selamanya bagus. Seperti roller-coaster, selalu naik-turun secara signifikan. Kadang-kadang bisa berubah dengan drastis tanpa sebab yang jelas. Tapi, jauh dari itu semua. Jauh di dalam hati kami masing-masing, kami tahu dan mengenal satu sama lain.
Bahwa kami adalah satu entitas yang sama.
Satu jiwa dengan predikat yang sama pula.
Walau sering kami mengingkari hal itu, tapi di masa saat pikiran kami jernih, kami saling mengakuinya.
”Saya tahu kamu itu sama seperti saya. Jiwamu sama seperti saya.”
Setiap dia bilang kata-kata itu, sebenarnya air mata saya langsung memberontak keluar. Tapi dengan sekuat tenaga, saya menahannya. Mungkin di seluruh dunia ini, selain Bapa saya di surga, hanya dia yang paling mengerti tentang saya. Bukan mami saya. Bukan sahabat saya. Bukan siapapun.
Tapi, dia. Papa saya.
Ini yang membuat saya terharu dan menangis setiap melihat hubungan ayah dan anak.
Ada dua film yang sangat membekas di kepala saya kalau topik ini diangkat. Pertama, film besutan Hollywood yang berjudul ‘August Rush’. Para pecinta film tingkat akut pasti tahu film ini. Film ini disadur dari novel berjudul sama yang menceritakan tentang seorang anak autis bernama Evan Taylor yang tinggal di panti asuhan. Sedari kecil dia dianggap aneh oleh anak-anak panti yang kemudian mem-bully dia karena keanehannya itu. Apa boleh buat, Evan memang selalu terpesona pada suara bebunyian di sekitarnya hingga membuatnya melupakan dunia nyata. Entah apakah itu suara desir angin yang meniup lahan padi menguning, suara dengung lebah, suara dribble bola, atau apapun itu. Buat dia, semua bebunyian itu adalah musik yang indah.
Siapa yang sangka, anak aneh seperti itu ternyata mewarisi bakat musik dari ibunya yang seorang artis pemain cello terkenal, dan ayahnya yang merupakan vokalis band underground. Evan kabur dari panti asuhan dan memakai nama samaran August Rush ketika mempelajari musik di jalanan dan di Universitas Musik terkemuka, Juilliard. Hebatnya, anak umur 11 tahun sudah bisa men-compose rhapsody sendiri dengan memakai aneka jenis alat musik alternatif, dari penutup tong sampah, gelas, wind chymes sampai instrumen concerto pada umumnya seperti violin, oboe, cello, dsb.
Dan satu adegan yang selalu membekas dari film ini, tentu saja saat Evan bertemu ayah kandungnya di jalanan ketika sedang mengamen. Mereka sama-sama tidak tahu hubungan darah di antara mereka, tapi ayahnya menatap Evan dalam-dalam seolah tersihir, merasakan ikatan yang tidak bisa dijelaskan akal sehat, seolah mengenali Evan adalah bagian dari dirinya yang paling berharga. Di detik itulah, air mata saya jatuh begitu saja. Padahal adegannya tidak begitu istimewa bahkan sangat singkat, hanya dalam itungan detik, tapi mampu membuat saya terkesan..... terharu.... dan menangis.
Film kedua, adalah film lepas produksi negeri Korea yang berjudul ’My Son’. Ceritanya tentang seorang ayah yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebelum anak lelakinya lahir ke dunia. 18 tahun kemudian, sang ayah mendapatkan masa bebas penjara dari pemerintah dalam jangka waktu hanya seminggu. Seminggu inilah, ayahnya bermaksud untuk pulang ke rumah untuk bertemu dengan anak satu-satunya dan juga ibunya untuk menghabis waktu bertiga. Istrinya sudah meninggal, sayangnya.
Saya kira lika-liku ceritanya hanya seputar keengganan ayah dan anak lantaran tidak pernah mengenal diri masing-masing karena tidak pernah bertemu satu kali pun, atau tentang sang anak yang sangat membenci dan malu atas kondisi ayahnya yang merupakan tahanan penjara seumur hidup. Tapi, tidak begitu. Sang anak sendiri, walau terlihat segan di depan ayahnya, dia sebenarnya selalu membangga-banggakan ayahnya di depan semua orang hingga teman-temannya malu padanya karena tidak pernah bersyukur diberkati keluarga yang lengkap. Sang ayah pun sangat bangga pada anaknya, yang walau tanpa figur seorang ayah, si anak mampu menjalani tugas sebagai kepala rumah tangga. Ia mencari uang sendiri, membayar sewa apartemen dan tetek-bengek lainnya, bahkan mengurusi neneknya yang sudah pikun dan tidak mampu melakukan apa-apa (saya sendiri dulu punya nenek pikun dan saya tahu betapa sulitnya mengurusi orang tua macam itu.)
Orangtua mana yang tidak bangga punya anak seperti itu?
Yang paling membuat dada saya sesak adalah adegan di akhir film ini. Masa bebas penjara sang Ayah pun akhirnya habis, dan polisi yang mengawasinya memberi tambahan waktu beberapa jam agar sang ayah bisa memberikan salam perpisahan pada anaknya. Mereka berdua lalu berjalan-jalan di sekitar rel kereta api sambil menikmati pemandangan berkabut di sekitarnya. Sesekali diam, sesekali berbicara. Sampai akhirnya sang Ayah menghela nafas dalam-dalam dan kemudian dengan mata berkaca-kaca dia bertanya pada anak lelaki di hadapannya, ”Katakan padaku, di mana anakku? Siapakah kamu?”
Mulanya saya pikir terjemahan subtitle film-nya ngaco, tapi ternyata memang begitu apa adanya. Si ayah menanyakan di mana anaknya, padahal sudah jelas-jelas anak lelaki di depannya itu adalah anaknya. Tapi, akhirnya si pemuda berumur 18 tahun itu buka mulut dan membeberkan semuanya. Anak asli sang ayah itu sudah meninggal dua tahun sebelumnya. Karena kanker darah.
Anak kandung dari sang ayah itu adalah sahabat dekatnya yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri. Hampir setiap hari si anak kandung menceritakan ayahnya, kehebatannya, dan betapa ia mencintai ayahnya. Saat si anak kandung meninggal, dia tidak tega memberitahukannya pada sang ayah. Dia dan teman-temannya yang lain pun saling sepakat untuk menggantikan peran si anak kandung. Secara bergantian, mereka mengurusi neneknya yang pikun, memberi makan, membersihkan kotoran si nenek, membersihkan rumah, membayar uang sewa apartemen, dsb, termasuk berpura-pura menjadi anak dari sang ayah.
Dada saya sesak sekali melihat mimik muka sang ayah. Saya pernah mendengar chemistry antara ibu-anak, tapi ternyata chemistry antara ayah-anak itu juga ada. Menurut saya, hubungan seperti ini hanya ada ketika si ayah benar-benar sangat mempedulikan keluarganya.
Seperti papa saya.
Hubungan saya dengan papa memang tidak selamanya bagus. Seperti roller-coaster, selalu naik-turun secara signifikan. Kadang-kadang bisa berubah dengan drastis tanpa sebab yang jelas. Tapi, jauh dari itu semua. Jauh di dalam hati kami masing-masing, kami tahu dan mengenal satu sama lain.
Bahwa kami adalah satu entitas yang sama.
Satu jiwa dengan predikat yang sama pula.
Walau sering kami mengingkari hal itu, tapi di masa saat pikiran kami jernih, kami saling mengakuinya.
”Saya tahu kamu itu sama seperti saya. Jiwamu sama seperti saya.”
Setiap dia bilang kata-kata itu, sebenarnya air mata saya langsung memberontak keluar. Tapi dengan sekuat tenaga, saya menahannya. Mungkin di seluruh dunia ini, selain Bapa saya di surga, hanya dia yang paling mengerti tentang saya. Bukan mami saya. Bukan sahabat saya. Bukan siapapun.
Tapi, dia. Papa saya.
Ini yang membuat saya terharu dan menangis setiap melihat hubungan ayah dan anak.
Rabu, 20 Oktober 2010
Kau tidak sendiri, sayangku
Hatiku hancur, sahabatku.
Seolah jantung hendak membuncahkan segala isinya dan rongga dada tak mampu menampungnya.
Seolah rohku terhisap pergi entah ke mana, menyisakan raga kosong di sana
Aku hancur saat kamu menuangkan deritamu sore itu.
Otakku berhenti bekerja, dan dunia seakan bergerak lambat.
Aku hanya bersandar pada bantal, menangis lirih, dan juga berteriak dalam sunyi.
“God, what are You doing?”
Aku berdoa, memohon, meminta Tuhan. Tolong, Alfa, jadikan ini mimpi. Tolong, bangunkan aku dan bilang bahwa semua yang kudengar hanyalah mimpi. Alfa, kumohon. Sangat.
Aku bayangkan jika berada di posisimu, sahabatku.
Aku bayangkan setiap hal yang kau alami. Malam di mana neraka itu datang.
Aku bayangkan aku berada di sana, membunuh iblis yang menjadikanmu tawanan,
Dan aku bersumpah, sahabatku.
Jika aku ada di sana, akan kuambil jantungnya untukmu.
Dengan kedua tanganku sendiri.
Aku akan tertawa puas, menemukan diriku berdiri di atas kolam cairan merah milik sang iblis.
Sahabatku....
Seseorang, atau sesuatu mengambil jiwaku sore itu.
Aku tak mampu sekedar berdiri atau berjalan.
Di sana, di atas tempat tidur di mana aku berbaring saat menerima telponmu, aku terbujur lemah tak berdaya. Mataku terfokus pada satu titik di tembok. Sama sekali tidak berpindah.
Lama sekali aku terperangkap di posisi itu.
Apa yang bisa kulakukan untukmu, sayang?
Apa yang harus kulakukan untuk menolongmu?
Aku ingin memelukmu kuat-kuat. Tak peduli jika satu-dua rusuk memberontak kesakitan.
Aku ingin kau menangis sekencang-kencangnya di pelukanku, mengeluarkan rasa perih di dalam dadamu.
Keluarkan semuanya. Kemudian, lupakan. Lupakan malam neraka itu.
Tak peduli apakah itu akan menghabiskan waktu berminggu-minggu atau bertahun-tahun, aku ingin selalu di sampingmu, memegang tanganmu, membuatmu mengerti kalau kamu tidak sendiri.
Nggak, sayangku.
Kamu selalu punya aku.
Jangan bilang kalau kamu mau mengakhiri hidupmu yang berharga.
Jangan katakan hal-hal sia lainnya yang kubenci.
Tak tahukah kamu akan menyiksaku jika kamu pergi?
Apa kamu setega itu padaku?
Kamu mau aku setiap hari menangisimu?
Menganggap bahwa kepergianmu selamanya adalah kesalahanku, karena aku yang tidak mampu menjagamu.
Apa kamu mau membuat aku berpikir bahwa aku adalah orang yang tidak berguna, bahkan aku tidak bisa menyelamatkan orang yang berharga buatku?
Kumohon jangan seperti itu, sayangku.
Kau tidak sendiri.
Aku tidak akan membiarkanmu melalui semua ini sendiri.
Rabu, 13 Oktober 2010
What is Love to you, dear?
Pernah, si tuan kulit eksotis bertanya pada saya, “What is love to you?”
Mau tak mau pikiran saya melayang pada beberapa tahun lalu saat hati saya masih tertawan oleh makhluk Alien. Dia juga pernah bertanya hal yang sama. Deja-vu.
“Kamu duluan. What is love to you?” Malah saya yang berbalik bertanya pada si tuan kulit eksotis.
“Buatku, cinta itu adalah darahku.”
Kemudian dia bercerita tentang kisah lamanya. Kisah cinta yang membuat dirinya tersayat-sayat penuh kesakitan, mental dan fisik. Bahwa dia sangat menghargai cinta seperti dia menghargai tiap tetes darah yang mengalir di tubuhnya. Bahwa dia adalah pribadi yang sangat menjunjung tinggi arti cinta di atas segalanya, dan itu juga yang sering membutakan matanya, dan melumpuhkan segala penginderaannya, termasuk akal sehatnya.
Saya tersenyum pahit, masih mengingat makna cinta dari seorang alien.
“Cinta kamu tidak masuk akal, nes. Buat aku, cinta itu tumbuh karena saling mengenal satu sama lain, dan tanpa kita sadari, kita jadi makin membutuhkan satu sama lain.”
Sangat logis pemikirannya. Dia pun berkata demikian karena saya sebelumnya sudah menjelaskan bagaimana perasaan menggila di dada saya padanya bermulai. Dan itu juga yang saya ucapkan pada si tuan kulit eksotis. Kurang lebih sama.
”Buat aku, cinta itu haruslah sebuah chemistry. Sebuah rasa ketertarikan tanpa alasan jelas. Sangat misterius, dan tidak bisa dijelaskan oleh pikiran sehat, tapi sangat nyata. Buat aku, rasa itu harus sudah ada bahkan pada pandangan pertama. Memang sangat perlu untuk mencintai seseorang dengan alasan, tapi buat jenis orang seperti aku yang mudah bosan dengan semua hal, mencintai orang lain dengan alasan sama halnya saya yang suka menggonta-ganti baju begitu saja. Karena begitu alasan itu hilang, saya tidak lagi mencintai orang itu. Perasaan saya langsung hilang semudah saya menyingkirkan debu dari tangan saya. Tapi ketika saya mencintai orang tanpa alasan, walau orang itu berubah sekalipun, sampai akhir hidup saya, saya mungkin akan tetap mencintainya. Selamanya nggak akan berubah, walau sudah sekuat tenaga berusaha untuk menghilangkannya.”
Sebenarnya, saya tidak pernah sejelas di atas ketika mengungkapkan perasaan saya. Seringnya sih mungkin karena saya begitu gugup dan salah tingkah berada di samping si tuan kulit eksotis, maupun si alien. Jadi, mungkin sampai saat ini, mereka tidak mengerti arti perasaan saya.
Tapi, banyak juga teman-teman terdekat saya yang memberi tanggapan soal perasaan yang segila itu.
El, adik saudara jauh, sekaligus sahabat dan soul mata saya, bilang ”Cinta elo nggak nyata, nes. Cuma ada di dunia khayal doang. Gue nggak ngerti dan nggak percaya dalam hal ’cinta’.”
Rosa juga pernah bilang, ”Bener sih kata kamu. Aku juga ngerti banget.” Masalahnya, dia itu sama persis juga kayak saya hahaha. Makanya, dia sangat mengerti soal perasaan saya.
Ada juga yang kemudian sangat mengagumi perasaan saya dan terus menyemangati saya. Ada juga yang sangat kaget seorang saya yang bisa memiliki perasaan seperti itu (karena di pikirannya, image saya itu adalah robot tak punya hati). Dan beberapa orang menyuruh saya berdoa lebih khusyuk, untuk sepenuhnya berserah pada Sang Khalik agar diberikan pencerahan terhadap perasaan saya yang sesungguhnya.
Yep, saya tahu semua orang benar dan tidak ada yang salah.
Saya harap semuanya mendoakan saya, agar bisa diberikan pencerahan dalam waktu singkat.
-SIGH-
Selasa, 12 Oktober 2010
He's still Haunting me
Gak tahu ini apa artinya. Beberapa minggu terakhir ini dia selalu ada di dalam mimpi saya nyaris setiap hari. Saya lupa bagaimana detil semua mimpi saya, tapi yang saya ingat saya selalu menatap punggung dia dari kejauhan. Rasanya dia sangat jauh sekali. Ketika pagi tiba, saya lupa mimpi apa semalam, dan anehnya, saya tidak bisa melupakan perasaan sedih yang terbawa dari mimpi.
“Kamu pernah patah hati?” Saya bertanya pada teman lama saya, si tuan mata tajam. Dia pribadi yang sangat rumit. Kadang dia bisa menjadi sahabat yang mau mengerti setiap kondisimu. Kadang dia seperti seorang Jenderal congkak yang selalu merendahkan orang-orang di sekitarnya. Dan selalu, apapun yang ia katakan selalu tajam dan tak berperasaan. Namun itu semuanya bukan tanpa alasan dan tanpa dasar yang kuat. Dia lakukan itu untuk membangun orang-orang di sekitarnya. Itu alasannya saya selalu mencari-cari dia walau sejahat apapun dia sama saya hahaha.
“Pernah.” Jawab dia.
“Then, how can you heal a broken heart?”
“I just let her go. Ikhlas. Itu aja.”
“Aku juga udah ikhlas kok. Tapi kenapa aku ngga bisa hilangin rasa ama dia?”
”Itu karena kamu belum benar-benar ikhlas.”
Saya seolah ditampar oleh perkataannya. Dan saya diam. Cukup lama. Untuk berpikir. Untuk merenung.
Saya ingin mendebat si tuan mata tajam, tapi saya tahu di masa seperti ini saya tidak akan sanggup mementalkan semua perkataannya. Saya tahu saya nggak akan bisa menang dari dia. Dia akan terus berkicau terus dan terus dengan sedikit menghina diri saya, lalu saya akan membalas, menyindir dia soal situasinya yang ‘aneh’ bersama seseorang yang selalu dicintainya sejak dia masih SMA dulu. Kemudian dia tidak terima dan malas berbicara dengan saya. Saya juga begitu dan akhirnya kami baru berbicara beberapa minggu kemudian setelah kami amnesia dengan semua kata-kata kami.
Haha kami berdua memang aneh. Yang membuat saya heran sama sekali, walau kami telah bertengkar sesering apapun, walau dia berkata tajam dan saya pun juga demikian, walau lamanya waktu kami tidak berbicara, kami masih bisa menjadi diri kami sendiri, saling bicara dari hati ke hati tanpa batasan apapun. Entah agama, gender, apapun itu.
Untuk sekarang? Yeah, saya hanya bisa diam
Saya masih dihantui bayangan seseorang. Menyedihkan. Sangat.
Hanya Tuhan yang tahu kenapa dia selalu muncul di mimpi saya hampir setiap hari.
-sigh-
Labels:
Aneh bin Ajaib,
My Dreams,
Random me
Senin, 11 Oktober 2010
Happy for You, my dear bff
Sungguh, saya turut bahagia untuk kamu.
Kamu yang nyaris serupa dengan saya.
Mudah terlena dengan kaum adam berkulit pualam dan halus seperti boneka.
Namun mudah pula menghilangkan perasaan suka dari hati semudah menyingkirkan debu dari atas pundak.
Kamu yang sekalinya mencintai seseorang, malah membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melupakannya.
Kamu yang selalu menggunakan intonansi bicara keras saat mempedulikan seseorang.
Kamu yang selalu terbata-bata dan salah tingkah saat berbicara dengan orang yang disukai.
Kamu dan aku. Berasal dari planet yang sama.
Kamu dan aku. Makhluk sejenis yang kebetulan menjadi sahabat.
Ini rahasia. Beberapa tahun lalu, tahukah kamu saya mengalami ’kehancuran mental’ yang luar biasa hebatnya?
Ya, saya baru saja mengalami fase di mana saya mengasingkan diri dan menjauh dari peradaban manusia.
Saat saya bertemu kamu, saya baru saja melakukan terapi dengan psikolog.
Saat saya bertemu kamu, saya selalu membungkus tubuh saya dengan jaket untuk menutupi dua lengan penuh luka-luka sayatan pisau.
Saat saya bertemu kamu, saya memutuskan untuk acuh tak acuh dengan semua orang.
Tidakkah kamu merasa heran mengapa saya nyaris tidak berbicara dengan hampir separuh lebih orang di dalam kelas?
Bahkan, saya nyaris tidak mengetahui nama mereka semua tanpa kamu di sisi saya.
Apa kamu tidak bertanya-tanya dalam hati mengapa saya hanya berbicara dengan kamu dan teman kita yang satu lagi?
Ataukah diam-diam kamu sudah curiga saat saya sering tidak masuk kuliah dan selalu mengasingkan diri di dalam kelas?
Ya ya ya, saya tahu. Mungkin nilai-nilai saya yang bagus nyaris menghilangkan kecurigaanmu.
Atau karena keaktifan saya di kelas yang selalu mendebat dosen membuat kamu merasa kalau saya ini mungkinlah hanya orang pendiam?
Jujur, saya berterimakasih sekali sewaktu kamu, tanpa alasan, membicarakan tentang buku komik yang merupakan hobi saya.
Berawal dari hal sesimple itu kita berkembang menjadi sahabat seperti sekarang.
Memang prosesnya sendiri tidak mudah.
Mungkin kamu tahu ketika saya membicarakan kekuranganmu pada teman kita yang lain.
Saya minta maaf.
Seiring waktu, saya kini tahu siapa yang benar-benar teman, siapa yang bukan.
Ya, sekarang saya turut senang perihalmu.
Kamu yang selalu minta dukungan kami untuk mengejar pria-pria impianmu.
Dari si tuan ’charming-but-jerk’, lalu si tuan ’perfect-smile-and-smooth-skin’, tuan ’pipi babi imut’,
Dan terakhir ini, si tuan-diam-diam-mencuri-hati yang kini menjadi pasangan resmimu.
Saya senang kamu akhirnya mendapatkan seseorang yang benar-benar sesuai denganmu, walau perjuanganmu belum berakhir sampai di sana.
Tapi saya senang...
Kisahmu tidak berakhir seperti kisah saya.
Setidaknya kisahmu menjadi embun penyejuk di hati saya.
Kamu bahagia. Saya juga, sahabat tersayangku.
PS: Tulisan ini terlarang untuk Rosa. Gue tahu lo pasti ngakak guling-guling sambil teriak kencang, ”LEBAY BANGET LO NES!!!!” Plis deh. Mau ditaro di mana nih muka kalo elo ngomong gitu?! Tapi serius, gue benar-benar seneng banget denger elo udah nggak sendirian lagi wkwkwkwk.
Oh ya, tulisan ini juga terlarang untuk my best girl Mon-Mon. Gue tahu lo dengan segala isi dunia kesinisan elo akan berkata apa. Iyeh, gue juga tau elo sirik mampus wkwkwk. Tenang, Mon. Gue juga akan buat hal serupa kalo elo ngga jahat ama gue wkwkwk.
Pasar Seni ITB
Gw bingung harus bagaimana menilai acara ini. Sumpah, benar-benar perjuangan banget hanya untuk sampai di lokasinya sendiri. Tiga jam gw stuck di jalan untuk bisa ke ITB doang. Udah gw bilang sebelumnya. Bandung itu neraka untuk semua kendaraan bermotor. Belok sedikit, langsung ketemu macet, terutama di jalan Dago. Gw sendiri udah keburu ilfeel duluan sebelum nginjak kaki di sana.
Tapi emang nggak rugi datang ke kampus selevel ITB, apalagi kalo udah ngomongin seni segala. Gw sendiri udah lumayan ngerti beberapa orangnya yang emang nggak mati-mati jiwa kreativitasnya. Sampe-sampe gw sempat nyesel nggak kepikiran untuk masuk ke ke ITB. Yah apa boleh buatlah. Gw nggak gitu suka ilmu eksak hehe.
By the way, begitu masuk, gw langsung disuguhin anak-anak cewek belia yang memakai dandanan super seram, gabungan antara hantu dan korban kecelakaan. Gw merinding waktu salah satunya ada yang berteriak, “Aku cantik, kan? Aku cantik?” dengan dandanan muka penuh korengan luka mengerikan, tubuh gendut dan rambut berantakan. Nada bicaranya juga ala psycho akut. Sayang gw nggak sempet motretnya. Adek gw ketakutan dan langsung narik ke mobil-mobil rongsokan yang dicat pilok. Ini fotonya.
Trus ada juga patung-patung yang unik. Gw suka banget.
Bukan ITB namanya kalo gak kreatif. Gw suka sama solusi mereka yang buat program penukaran botol aqua kosong dengan gelang-gelang unik sebagai bayarannya. Kek gini nih gelangnya.
Mau tahu lautan manusia di sana kek apa? Ampun deh rame banget. Gara-gara lautan manusia, janjian gw sama sekelompok anak bandung jadi batal total. Maklum, saya ini fobia lautan manusia. Begitu liat begituan bawaannya migren dan mual. Adek aja sempet hilang 2 jam. Menderita banget deh.
Sial. Masih banyak banget wahana yang belom sempet gw lihat. Kek gimana tuh wahana neraka? Terpaksa. Gw akan lihat lagi Pasar Seni ITB 4 tahun lagi. Hiks.
Tapi emang nggak rugi datang ke kampus selevel ITB, apalagi kalo udah ngomongin seni segala. Gw sendiri udah lumayan ngerti beberapa orangnya yang emang nggak mati-mati jiwa kreativitasnya. Sampe-sampe gw sempat nyesel nggak kepikiran untuk masuk ke ke ITB. Yah apa boleh buatlah. Gw nggak gitu suka ilmu eksak hehe.
By the way, begitu masuk, gw langsung disuguhin anak-anak cewek belia yang memakai dandanan super seram, gabungan antara hantu dan korban kecelakaan. Gw merinding waktu salah satunya ada yang berteriak, “Aku cantik, kan? Aku cantik?” dengan dandanan muka penuh korengan luka mengerikan, tubuh gendut dan rambut berantakan. Nada bicaranya juga ala psycho akut. Sayang gw nggak sempet motretnya. Adek gw ketakutan dan langsung narik ke mobil-mobil rongsokan yang dicat pilok. Ini fotonya.
Trus ada juga patung-patung yang unik. Gw suka banget.
Bukan ITB namanya kalo gak kreatif. Gw suka sama solusi mereka yang buat program penukaran botol aqua kosong dengan gelang-gelang unik sebagai bayarannya. Kek gini nih gelangnya.
Mau tahu lautan manusia di sana kek apa? Ampun deh rame banget. Gara-gara lautan manusia, janjian gw sama sekelompok anak bandung jadi batal total. Maklum, saya ini fobia lautan manusia. Begitu liat begituan bawaannya migren dan mual. Adek aja sempet hilang 2 jam. Menderita banget deh.
Sial. Masih banyak banget wahana yang belom sempet gw lihat. Kek gimana tuh wahana neraka? Terpaksa. Gw akan lihat lagi Pasar Seni ITB 4 tahun lagi. Hiks.
Senin, 04 Oktober 2010
My Blasted Saturday Night
"Misfortune shows those who are not really friends."
- Aristotle
Jauh sebelum hari itu, saya membuat keputusan besar. Untuk memulai kehidupan baru, untuk masa depan yang lebih baik, untuk meninggalkan kota yang telah saya tinggali selama enam tahun. Dan itu artinya, saya meninggalkan teman-teman saya, semua sahabat yang sudah saya anggap sebagai saudara sendiri, dan yang paling membuat saya berat adalah tidak lagi melihat dia, senyuman dia dan tak lagi mendengar suara khasnya.
Berhari-hari saya bergumul ingin memberitahunya tentang keputusan saya. Saya yang baru belajar mempercayainya, ingin sekali kembali pada masa lalu di mana kami hanyalah dua orang yang bercengkerama akrab di dalam kafe favorit kami. Tak peduli pandangan orang lain pada kami, tak peduli apa nama minuman kami dan bahkan segala di sekitar kami, kami menjadi diri kami sendiri di sana, hanya memperhatikan bahasa tubuh masing-masing. Lantas suara lirihnya memenuhi indera pendengar saya, berdua tenggelam dalam pembicaraan serius dan sesekali tertawa karena hal-hal kecil.
Saya hanya ingin itu. Tak lebih.
Alih-alih saya malah mengirimkan sms 5 lembar padanya. Dalam bahasa Inggris yang menyatakan bagaimana perasaan saya, bagaimana hancurnya hati saya, pertanyaan yang selalu merongrong pikiran saya, dan terakhir ucapan selamat tinggal.
Saya tahu dia tidak akan membalasnya. Orang biasa pasti begitu.
Tapi, kami bukan lagi orang asing yang tidak saling mengenal karakter masing-masing. Tidakkah ia tahu bagaimana karakter seorang saya yang sudi-sudinya mengirimkan hal sehina-dina begitu tanpa ada kejadian besar yang melatar-belakanginya?
Dia pasti tahu. Tapi, tetap saja tak sepatah kata 'kenapa' pun melayang.
Hati saya tetap berharap. Bagaimanapun juga saya mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi. Teman saya menguatkan hati saya untuk menghubunginya langsung, memintanya untuk bertemu untuk terakhir kalinya.
Tapi yang saya dapatkan adalah nada tegas menyakitkan. Seperti orang yang mengusir orang asing dari pekarangan rumahnya. Seperti orang yang berteriak 'maling' pada orang lain. Seperti orang yang menginjak-injak seorang pengemis yang tak bersalah.
Di mana janji dia yang bilang akan selalu ada saat saya membutuhkan?
Di mana janjinya yang bilang dia akan selalu menjadi sahabat saya?
Saya hanya diam. Tak setetes air mata pun bisa saya alirkan. Mungkin sudah lelah. Atau terlalu sedih. Entahlah, saya juga tidak tahu bagaimana perasaan saya. Sementara pikiran saya berkecamuk. Kenapa? Mengapa? Bagaimana mungkin dia begitu? Dia tidak kenal saya kah?
Penat, saya menelepon salah satu sahabat sekaligus saudara saya.
"Please, I can not be alone tonight!"
Saya langsung pergi, mengambil barang seadanya. Saya bahkan tidak berpikir membawa pakaian ganti. Tubuh kecil mungil yang tingginya tidak lebih dari bahu saya, langsung memeluk saya dan menarik saya ke kamarnya.
"Nes, kenapa cepat sekali kamu pergi? Padahal, kita baru aja dekat."
Dia mengatakannya sambil menangis. Saya tersenyum lebar, memegang tangannya erat-erat, "Saya masih kembali ke sini. Tolong ijinkan saya menginap di sini kalau saya berkunjung ke kota ini."
Hari itu aneh sekali. Saya tidak bisa menangis sama sekali, padahal hati saya remuk redam karena terluka, dan lagi salam perpisahan mengharukan oleh teman-teman. Saya hanya bisa memiringkan senyum, dan memeluk mereka.
Total enam orang kemudian pergi makan malam di restoran terbuka. Salah satu dari kami memanggil seorang pengamen dan memintanya menyanyikan 3-4 lagu kenangan. Kami semua tertawa habis-habisan karena pengamennya berulang kali melakukan kesalahan. Satu-dua orang matanya berkaca-kaca saat bernyanyi. Di akhir, nafas saya tercekat setelah melihat hasil foto kamera yang saya ambil.
"Oh My God. I'm SO GONNA MISS THIS."
Dan beberapa orang melemparkan pandangan heran bertanya-tanya. Wajar, karena tidak semua orang tahu mengenai kepergian saya.
Setelah itu, kami pergi ke tempat karaoke sungguhan. Menari-nari seperti orang gila, bernyanyi sekencang-kencang nyaris berteriak, dan tentu saja bernarsis ria. Malam itu sungguh spesial. Saya tak lagi memikirkan dia dan segala permasalahannya.
Kami pun pulang masih dengan mengenang kejadian di tempat karaoke. Si A yang biasa kaku tapi bisa menjadi orang gila dalam waktu instan, lalu si B dan C yang suaranya menggila pada lagu-lagu tertentu. Kami semua senantiasa tertawa hari itu. Jualan gigi kata orang.
Sesampainya di rumah, saya membuka hp. Dua pesan. Dari dia.
"Maaf yang tadi. Aku tadi ke rumahmu, tapi kamu nggak ada. Kamu seharusnya jangan menghubungi aku di jam itu. Just message me on email. Key?"
Saat itu, air mata saya pecah dalam hening. Dua orang di samping menemani saya.
"Kak, he's so weird."
Just like me, batinku.
Just like me.
Kamis, 30 September 2010
tolong
"Nes, nangis darah aku. Kamu susah dibilangin. Bandal."
Bang, saya juga nggak ada pilihan selain mengeluh, merengek, menangis sama abang. Harap sabar ya bang. Karena setiap saya nelangsa, saya pasti online. Dan satu-satunya teman saya di list cuma abang.
"Inez, you are creature unlike any other. a superfox.. why cry over a little puppy who don't know how much you worth. Liking a wrong guy is like try to fit your foot on a too small shoe. It'll only hurt you and, simply wont fit..."
Saya tahu, tapi hati saya ngga bisa dibohongin. Saya juga nggak ngerti harus gimana lagi.
"Dari mana sih dia? Jerkville atau hellville?"
Nggak tahu. Emang sih kadang saya pernah mikir kalau dia egois banget. Cuman mikir dirinya sendiri. Saya nggak habis pikir bagaimana bisa dia datang ke rumah saya tanpa bilang kalau dia sudah jadian. *sigh* Lalu soal pertengkaran-pertengkaran yang kami miliki. Dia memangnya tidak mikir kalau saya juga sakit? Kalau dia juga telah menyakiti saya lebih sakit? Tapi, saya selalu memaafkannya, dan saya juga tidak mengingat-ingat kesalahannya lagi. Ketika saya menyakitinya, dia malah mengambil tindakan drastis. Menjauhi saya dan mencari orang lain. Egois tidak ya?
Ah, sudahlah.
Bukannya sekarang saya masih mengingat kesalahannya, tapi sekarang saya hanya sangat merindukannya.
Entahlah.
Bang, saya juga nggak ada pilihan selain mengeluh, merengek, menangis sama abang. Harap sabar ya bang. Karena setiap saya nelangsa, saya pasti online. Dan satu-satunya teman saya di list cuma abang.
"Inez, you are creature unlike any other. a superfox.. why cry over a little puppy who don't know how much you worth. Liking a wrong guy is like try to fit your foot on a too small shoe. It'll only hurt you and, simply wont fit..."
Saya tahu, tapi hati saya ngga bisa dibohongin. Saya juga nggak ngerti harus gimana lagi.
"Dari mana sih dia? Jerkville atau hellville?"
Nggak tahu. Emang sih kadang saya pernah mikir kalau dia egois banget. Cuman mikir dirinya sendiri. Saya nggak habis pikir bagaimana bisa dia datang ke rumah saya tanpa bilang kalau dia sudah jadian. *sigh* Lalu soal pertengkaran-pertengkaran yang kami miliki. Dia memangnya tidak mikir kalau saya juga sakit? Kalau dia juga telah menyakiti saya lebih sakit? Tapi, saya selalu memaafkannya, dan saya juga tidak mengingat-ingat kesalahannya lagi. Ketika saya menyakitinya, dia malah mengambil tindakan drastis. Menjauhi saya dan mencari orang lain. Egois tidak ya?
Ah, sudahlah.
Bukannya sekarang saya masih mengingat kesalahannya, tapi sekarang saya hanya sangat merindukannya.
Entahlah.
Rabu, 29 September 2010
My best friend's feeling
I don't know why
When I'm with you, I feel so much comfort
I always want to stay with you,
Sharing our story, Just spend our time together
When I see your face, I feel relieve
Just to hear your voice, it makes me calm
What kind of feeling is this?
I don't know.
When we are apart, I feel lonely
When I can't meet you, I feel empty
Seeing you everyday is a great pleasure for me
You can make me laugh when I'm sad
You can cheer me up when I'm down
For the first time, I think of you as brother I never have
And you think of me as your sister
I think this feeling is growing bigger and bigger
I don't want to lose you
I don't know what your feeling to me
Do you feel the same?
PS: Jangan salah sangka. Yang buat ini adalah teman baik saya si Rosa (dia ada di sini). Haha saya pajang puisi ini di sini soalnya dia ngata-ngatain saya yang lagi nelangsa soal cinta. Katanya seorang saya nggak mungkin bisa begitu. Tapi beberapa hari kemudian, dia datang ke saya bawa puisi ini. Gimana nggak ngakak ane? bwakakakakak. Dia ngatain saya, ternyata dianya juga dalam keadaan yang sama.
Selasa, 28 September 2010
Saya baik-baik saja
Malam itu teman saya telpon, tapi tidak bisa saya angkat. Akhirnya dia kirim sms,
"Nes, kamu nggak apa-apa?"
Saya juga ngga bisa langsung balas. Satu jam kemudian saya pulang ke rumah.
Lupa sms tadi, saya nyalakan laptop dan online facebook.
Di halaman puncak, saya lihat nama si tuan berkulit eksotis dan nama seorang wanita lain, terimpit tanda merah kecil. Di sampingnya tertulis 'in relationship'
Aneh.
Tak ada rasa sakit di dada saya. Tapi isi otak saya blank sama sekali.
Saya cepat-cepat matikan laptop dan modem, lalu HP saya berbunyi lagi. Sms.
"Nomor +628586754xxx telah menghubungi anda. Silahkan periksa voice mail."
Teman saya berusaha telpon saya lagi, diikuti smsnya yang menanyakan kondisi saya.
Saya balas, "Sudahlah, jangan dibahas. Gw mau hepi-hepi sekarang. Kamu jangan khawatir. Gw punya Tuhan."
Saya pasang walkman di telinga. Volume maksimal.
Lagu yang diputar koleksi album Hillsong. Saya nyanyi keras-keras. Hanya beberapa menit.
Saya ambil buku komik, dan berbaring.
Yah, semua sempurna, pikir saya.
Hampir tengah malam, samar-samar saya mendengar suara ketukan pintu, bersamaan dengan suara dia, suara yang saya kenal baik, suara yang saya rindukan. Tapi pikir saya, 'Ah, itu mungkin khayalan saya'
Tapi tetap saja penasaran. Saya periksa, dan benar...
Dia sungguhan di sana, di atas motor, nyaris pergi.
"Kamu ngapain malam-malam banget ke sini?"
"Kan' kamu yang mau ketemu aku?"
"Tapi kenapa harus malam?"
"Aku cuman bisa malam pergi ke tempatmu."
Kami berbicara singkat. Saya duluan memulainya. Saya meminta maaf, lalu dia meminta maaf. Dia memuji karakter saya. Saya bilang saya tidak suka pujian kosong. Saya menjelaskan perihal lama. Dia bilang dia mengerti. Ketika sampai akhir, saya katakan, "Aku nggak bisa bohong. I still have a feeling for you."
Dia hanya tersenyum lebar. Dia bilang dia hanya bisa menjalani yang sekarang bersama wanita itu. Saya bilang saya mengerti. Saya paham benar kami saling menyukai di waktu yang salah. Saat saya sedang tidak menjadi diri saya sendiri. Saat dia sedang membutuhkan penopang yang dapat membuai dirinya.
Kami terperangkap, saling mencinta di waktu yang salah.
Tapi, ini juga bukan kebetulan.
Ini rencana Alfa.
Saya sadar kejadian ini membuat saya kembali pada Alfa.
Perasaan begini gilanya pada dia hingga dada teriris pisau tak kasat mata.
Hanya Alfa yang bisa berbuat demikian. Dan Dia jugalah yang bisa menghilangkannya.
Jadi, saya baik-baik saja sekarang.
Saya bersama Alfa.
Dia membisikkan janji-janji ke telinga saya.
Janji masa depan gemilang yang luar biasa.
Jadi, terima kasih tuan berkulit eksotis.
Kejadian ini bukan tanpa hikmah untuk saya.
Saya kembali lagi ke diri saya yang dulu,
Saya yang dulu sangat membutuhkan Alfa,
Saya yang tidak bisa tidur tanpa mendengar suara Alfa,
Saya yang selalu menanti keajaiban Alfa.
Tapi satu lagi pesan untuk anda, tuan berkulit eksotis,
Saya sangat bahagia jika anda bahagia,
Tetaplah tersenyum dan berjalan ke depan penuh semangat,
Saya selamanya akan bahagia, jika anda bahagia,
Itu doa saya.
Dan juga pinta saya.
Minggu, 26 September 2010
-SIGH-
Saya nggak bisa bohong
Walau saya mencari peralihan, sahabat, pelampiasan, dan apapun itu namanya yang bisa membantu saya melupakan dia, faktanya saya tetap tidak bisa.
Hari kedua setelah dia meremukkan hati saya, memang saya bilang saya sudah merdeka
Di hari itu saya melakukan sesuatu yang sulit sekali saya lakukan, yaitu memaaafkan dia. Setulus-tulusnya sampai ke urat nadi.
Rasa sakit di dada saya hilang seketika
Saya pikir saya sudah melupakan dia, terutama setelah beberapa orang luar biasa memberikan saya petuah bijak.
Ternyata, salah.
Setelah rasa sakit itu hilang, perasaan saya yang dulu malah kembali lagi
Saya amat merindukan dia
Tolong, saya sudah gila
Saya kehilangan akal sehat saya
Lagi-lagi kata teman saya benar
Sungguh. Saya rindu dia yang dulu
Tahukah dia kalau saya mengenal betul tiap arti ekspresi wajahnya?
Dan juga semua bahasa tubuhnya.
Saya mengenali salah satu senyumnya yang bernama 'senyum ini hanya untuk wanita yang kucinta'
Ini senyumnya yang paling saya sukai dan membuatnya terlihat paling tampan sedunia
Dulu senyum itu untukku
Sekarang, untuk orang lain.
Saya mengenali salah satu senyumnya yang satir,
Beberapa saat lalu senyum itu untukku
Dan artinya 'saya tidak menyukai anda, tapi saya berusaha baik pada anda'
Tapi, sekarang senyum yang ditunjukkan pada saya adalah senyum hangat lebar seolah dipaksakan
Dan senyum itu bermaknakan 'saya merasa bersalah dan saya minta maaf pada anda'
Namun, tidak hanya itu saja yang saya kenali
Saya juga mengenali bahasa tubuhnya saat dia dilanda masalah
Mulutnya akan terkunci rapat dan dia melihat pada kejauhan
Saya tahu benar kapan dia gembira, kapan dia setengah gembira, atau sangat gembira
Saya tahu kapan dia sedang jatuh cinta, bahkan pada siapa jika mereka berdua sedang saling bicara
Saya tahu kapan dia sedang sedih, setengah sedih, atau sangat teramat sedih
Alfa, saya ingin dia kembali seperti dulu
Memberikan senyumnya yang paling sempurna pada saya
Senyum yang seolah mengatakan 'Aku cinta kamu seumur hidupku'
Mungkinkah itu, Alfa?
Labels:
Kata-kata tak terucapkan,
Kesah+kelu,
Random me
Jumat, 24 September 2010
Cinta Adekku Banget, Ellious
Tahu kan' adek gw Ellious Grinsant, saudara jauh lintas Jawa gw? Udah lama gw ngga ngobrol ama dia dan dalam keadaan galau seperti ini, gw sangat butuh 'kegilaan' dia. Beginilah saat kita bertemu:
Gw: El, gw patah hati.
El: Tuh kan' makanya gw bilang lo kurusin badan biar nggak ditolak.
Gw: Iya nih el. Gw emang lagi diet kok.
El: Bagus itu.
Gw: Mungkin juga karena patah hati, nafsu makan jadi berkurang. Kayak hari ini, gw cuman makan apel sebiji satu hari ini.
El: Bagus. Lanjutkan!!!
Gw: *ngakak* Tapi emang sih sekarang berat badan gw gila banget gara-gara lebaran.
El: Emang tinggi elo berapa sih?
Gw: 160an. Kenapa? Berat badan gw harusnya 45kg ya?
El: 45-50 lah. Trus berat badan elo sekarang berapa?
Gw: Emm... jangan kaget yah. 73kg.
--------------sunyi senyap--------------
El: bwakakakak
Gw: Tapi el, gw ditolaknya bukan karena itu. Katanya gw tuh kalo ngomong kasar banget ama dia.
El: Bagus deh. Udah jelek, gendut, kasar pula bwakakakakak. Pantesan lo ditolak.
Gw: *ngakak kenceng guling-guling ampe perut sakit*
Gila emang tuh kritik dia. Tapi gw SUKA BANGET. SUMPAH GW CINTA BANGET omongan kek gituh daripada perkataan basa-basi kayak "Banyak kok cowok yang lebih baik di luar sana." atau "Nggak pantes kamu mikirin cowok kek gituh." dan "Kamu tuh luar biasa, nes. Sebenarnya banyak kok cowok yang suka ama kamu."
Beneran deh tuh omongan kek gituh semua bikin gw muntah saking BULLSHIT-nya.
Gw suka omongan blak-blakkan kek El.
El, my bro, tetaplah kau seperti itu. Mengkritikku tanpa harus memakai kata-kata manis penuh kebohongan. Dan kamu tahu betapa bencinya gw dengan kebohongan. Dan iya, gw lebih suka dikritik daripada dipuji.
Gw cinta elo, El.
Walau kita nggak sedarah dan dipisahkan oleh lintasan jarak Jawa, elo itu emang sahabat dan adek gw yang keren.
Well, jangan harap yah gw bakal ngomong ini lagi HAHAHAHAHAH. Cukup satu kali ini aja yang didorong oleh ketidakwarasan otak saya akibat patah hati.
El, thanks for giving me hope so much *hugs*
Rabu, 22 September 2010
si Mata Kacang
Pernah kan' saya bilang, dua kali hati saya terampas
Setelah hati saya hancur lebur oleh seorang alien, kisah pertama saya,
Saya bisa pulih sepenuhnya berkat seseorang, sebut saja dia si Mata Kacang
Dua biji matanya memang sangat kecil, tipikal ras kulit kuning
Ini sebenarnya rahasia dan saya takut ngomong di sini,
Karena si Mata kacang suka bergerilya di sini
Kalau kami ketemu, tiba-tiba dia nyeletuk soal isi blog ini
Kadang menceramahi saya, memarahi saya, atau sekadar menjadikan bahan lelucon
Tapi, tak apa kan saya cerita tentang dia? Paling dia hanya tertawa membaca ini
Singkat cerita, saya bisa melupakan hati hancur saya karena saya memaksakan hati menyukai si Mata Kacang
Bagaimana bisa? Itu karena dia tipe orang yang sangat mudah disukai
Saya malu mengakuinya, tapi dilihat dari segala segi, dia pria idaman saya
Dia humoris yang cerdas, anda bisa tertawa terpingkal-pingkal di setiap suasana
Pengetahuannya luas, saya senang perbincangannya yang selalu memberi info baru
Prinsipnya sekuat baja, kemampuan Leadershipnya sangat menonjol
Yang paling saya suka, di usianya yang enam tahun lebih muda dari saya, dia lebih dewasa dari saya
Lebih bijaksana dari saya
Setiap pembicaraan kami, saya selalu mendapatkan sesuatu yang baru
Semangat baru, informasi baru, dan bias senyum yang tidak bisa menghilang untuk beberapa waktu
Dia juga sangat kreatif dan serba bisa, apapun tugas yang diserahkan padanya, hasilnya sangat sempurna, nyaris tanpa cacat
Kadang ada juga sifatnya yang menyebalkan, tapi pada akhirnya semuanya membawa hal positif
Saya ingat sewaktu dulu saya membuat kekacauan di komunitas saya,
Semua orang membicarakan hal negatif di belakang saya, dan saya paling benci kondisi demikian
Tapi, si Mata Kacang langsung mengkritik saya terang-terangan
Tanpa ada yang disembunyikan, jujur dan obyektif
Kata-katanya sangat menyakitkan tentu saja
Awalnya, saya marah dan berdebat habis-habisan dengannya
Tapi kemudian, saya benar-benar merasa lega
Senang rasanya jika semua masalah menjadi clear karena tidak ada yang disembunyikan
Dia mengajari saya banyak hal
Cara berpikir, sudut pandang yang luas dan menjadi orang inovatif
Kagum? Tentu saja
Siapa yang tidak menyukai orang seperti ini?
Terbukti banyak kaum hawa mengejarnya, sampai-sampai seringkali dia harus main kucing-kucingan dengan beberapa fansnya
Nomor selular pun tidak bisa diberikan pada sembarang orang
Saya pun sempat digosipkan menjadi fansnya yang paling fanatik
Wajar, karena saya sering menggodanya hahaha~
Saya suka padanya
Sewaktu hati saya hancur, saya tentu dengan begitu mudah berpindah hati padanya
Tapi lagi-lagi karena faktor 'chemistry', perasaan suka saya kerap memudar
Perlahan dan signifikan
Setelah itu, emosi dan sifat saya pun berubah persis seperti dirinya
Sedikit menyerupai alien
Saya pun sama sekali tidak memikirkan kisah yang membuat hati saya hancur lagi
Sudah lama saya tidak bertemu si Mata kacang
Sibuk, katanya
Dia mengabaikan semua teman-temannya, hobi, dan kesenangannya demi cita-cita
Ini juga hal terbaik darinya, sangat ambisius
Those kinda guys are so sexy for me
Saya kangen. Karena setiap saya jatuh di lembah kelam, saya selalu butuh dia
Satu bulan, 5 bulan, setahun, dua tahun, dia tidak ada
Tapi hari ini saya menemukan pengganti si Mata Kacang
Salah satu teman lama saya
Galau karena kisah kedua?
Mungkin sedikit, untuk sementara saja.
Untuk sementara.
Andai
Aku benci kata ini,
Setiap kalimat yang diawali olehnya akan membuat hatiku hancur
Andai aku tidak memojokkanmu...
Andai aku tidak mengatakan egoku dengan lancang...
Andai aku diam dan berseru dengan diri sendiri, bukan padamu...
Kata ini membuatku ingin kembali ke masa lalu
Mengulang kembali semuanya dari nol
Soal aku dan si tuan berkulit eksotis itu,
Kaos putih, berkacamata silver, beralis tebal
Tentu masih banyak lagi kalimat yang bisa kuukir mengenai dia
Hampir semuanya bernada penyesalan
Tapi sekali lagi semua sudah menjadi bubur
Lukaku, lukanya
Sudah terlanjur
Siapa yang salah, siapa yang benar
Selalu saja berputar di sana
Sudahlah, dia bilang
Dia berlari dan menemukan orang lain
Sedangkan aku,
Perasaan aku nggak berubah,
Sudah sedemikian sakitnya dan hebat aku masih merasakan hal yang sama
Pada dia,
Mungkin akan selalu menunggunya
Tapi, lelah kan' seperti itu?
Sakit sudah tentu
Entahlah
Aku mencari Alfa dulu saja
Dia yang harus tanggung jawab atas semua ini
Siapa suruh buat aku begini sama dia
Alfa sendiri yang harus menjawabnya
Senin, 20 September 2010
Surat saya pada Anda
Dear God,
Maaf jika yang akan saya katakan nanti malah akan mengkritik Anda. Siapapun pasti akan berkata, siapalah saya manusia yang berani-beraninya mengkritik Anda. Tapi saya mohon untuk mengatakan sesuatu pada Anda.
Saya sadar sebagai manusia, Anda perlu menguji saya dengan mendatangkan begitu banyak rintangan, sakit hati dan masalah. Saya pun sadar dengan begitu banyak hal yang terjadi di hidup saya, Anda bermaksud membentuk saya agar saya menjadi lebih kuat. Saya sadar dan saya terima semua permasalahan yang ada di dalam hidup saya dengan lapang walau seringkali saya merasa Anda tidak adil karena hidup yang saya miliki tidak sama dengan orang lain.
‘Mengapa harus saya yang harus mengalami semua ini?’
Anda tahu saya sering berteriak seperti itu.
Masalah saya tidak biasa, dan itu sudah berlangsung sejak saya kecil. Anda tahu bagaimana saya sering meneteskan air mata, berteriak dalam hati, memohon pada Anda agar rasa sakit di hati saya menghilang. Anda tahu bagaimana saya kemudian mengatasi rasa sakit itu dengan membunuh perasaan saya, membunuh ‘manusia’ di dalam saya. Anda tahu benar bagaimana saya berusaha keras untuk menjadi sebuah robot. Tak punya hati untuk disakiti. Tak punya pikiran untuk berpikir. Tak punya perasaan untuk merasakan sebagaimana manusia pada umumnya.
Anda tahu yang sebenar-benarnya.
Saya pun tahu dengan segala trauma yang Anda izinkan terjadi di masa kecil saya, Anda bermaksud saya berhati-hati dengan orang pilihan hati saya. Saya pun tak mudah memberikan hati pada orang lain. Saya tak mudah menyukai orang lain. Anda tahu itu. Tapi yang saya herankan kini, kenapa Anda tidak membiarkan saya memilih cinta seperti layaknya saya memilih buah di pasar?
Ya, saya menganggap cinta itu sekumpulan senyawa kimia misterius di dalam dada yang membuat saya mencintai seseorang sejak pertama saya melihatnya. Bukan karena penampilan, bukan karena kharisma seseorang, tapi sesuatu di dalam orang itu yang secara misterius membuat jantung saya berdebar-debar tanpa alasan. Mata pun selalu ingin memandangnya terus, terus dan terus entah kenapa. Tak banyak orang yang membuat saya merasa begitu. Seumur hidup saya, hanya dua orang saja.
Orang pertama, saya sebenarnya sudah tahu bagaimana akhir kisah saya dengan dia. Saya begitu terlarut pada dunia khayalan saya yang sangat mendambakan seorang Pangeran sempurna tanpa cacat. Tinggi, tampan, pintar, baik hati dan dia juga sahabat terbaik yang pernah saya miliki. Dia Pria dalam mimpi saya. Mau tak mau hati saya terlarut. Saya pun memuja pria itu membabi buta hingga membuat saya buta sungguhan. Kisah ini sepenuhnya salah saya dan iya, saya terima konsekuensinya.
Yang saya keluhkan pada Anda, Alfa, adalah kisah saya yang kedua. Saya tidak habis pikir, kenapa Anda membiarkan saya memberikan hati pada orang yang tidak saya harapkan? Dia bukan Pria dalam mimpi saya. Dia tidak tinggi, tampan, dan dia bukan sahabat saya. Dia juga terus-menerus menyiksa saya. Pola pikir kami jauh berbeda hingga kami saling terlibat perdebatan tak penting. Saya lelah, Alfa. LELAH. Dan dia pun juga demikian. Saya memohon pada Anda berpuluh kali untuk menghilangkan perasaan yang melelahkan ini pada dia. Tapi Anda tak kunjung juga mengijinkan hal itu.
Salah tidak kalau saya berpikir kalau cinta ini adalah keinginan Anda?
Jadi, saya terus menyimpan perasaan melelahkan ini.
Sebut saja inisial nama A sampai Z, semua orang berkata negatif tentang dia. Semua orang menyuruh saya melupakan orang itu. Saya juga memohon pada Anda, Alfa. Tapi, kenapa Anda tak kunjung mengabulkan permohonan saya? Anda tahu bagaimana perih hati saya melihat kemesraan dia dengan orang lain. Saya lelah bersilat lidah dengannya. Saya tak mau menangis karena dia lagi, Alfa. LELAH. SAYA LELAH.
Apa maksud Anda, Alfa?
APA?
Tolong kasihanilah saya dan hilangkan perasaan melelahkan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)